Tips memilih daging ayam segar, baik dan bebas zat berbahaya. Menjelang Hari Raya Idul Fitri sangatlah lazim jika permintaan akan daging meningkat dengan tajam. Peningkatan permintaan daging tersebut sebanding lurus dengan harga daging yang mengalami peningkatan secara signifikan. Bagi sebagian pedagang nakal, hal tersebut justru merupakan sebuah lahan bisnis yang berbuah untung besar.
Seakan tidak memperdulikan kesehatan orang yang mengkonsumsinya, berbagai zat dan bahan berbahaya pun dicampurkan kedalam daging yang hendak di jual. Iming-iming untung besar rupanya telah mengalahkan hati sebagian pedagang, karena setelah ditelusuri ternyata tak sedikit pedagang daging yang menggunakan metode licik untuk mengakali konsumennya.
Dari hasil penelusuran Redaksi Kontroversi Trans 7 (edisi Sabtu, 11/8/12) didapatkan bukti dari hasil uji 5 sampel daging ayam yang dibeli dipasar, 2 diantaranya dari supermarket terkenal di Jakarta. Dari hasil uji sampel laboratorium didapatkan bahwa 3 dari 5 sampel positif kedapatan bakteri E-coli dengan kadar diatas rata-rata. 2 diantaranya positif kedapatan bakteri thermofilik. Bakteri thermofilik merupakan bakteri yang tahan panas. (sumber: wikipedia)
Setelah ditelusuri ternyata daging ayam tersebut mengandung boraks, dan yang lebih ekstrim lagi yaitu dicuci dengan menggunakan bahan soda api (bersifat korosif) yang dicampur dengan air. Bahan soda api dapat menyamarkan daging (khususnya daging ayam tiren) yang mengalami pembusukan awal agar terlihat segar kembali dan sangat sulit untuk dibedakan dengan daging yang memang segar. Untuk lebih bisa mengecoh konsumen yang kurang jeli, pedagang-pedagang nakal ini pun kemudian mencampurkan daging rekondisi ini dengan campuran daging segar dengan komposisi yang telah ditentukan agar sulit dikenali oleh calon konsumen.
Mengingat begitu sangat berbahayanya kasus ini, terlebih lagi dengan banyaknya permintaan daging menjelang Lebaran, maka saya pun berniat untuk memposting artikel ini yang semoga saja dapat memberikan manfaat bagi anda. Inilah Tips memilih daging ayam segar dan baik bebas zat berbahaya untuk dikonsumsi:
1. Ayam tiren atau yang dikenal ayam mati kemaren memiliki ciri khas yang cukup mudah dikenali. Untuk mengenalinya anda cukup melihat bagian bawah sayapnya. Apabila terdapat gumpalan darah beku (memar) di bagian bawah sayap maka bisa dipastikan ayam tersebut adalah ayam yang dipotong dalam keadaan mati. Pembekuan darah yang terjadi merupakan efek dari darah yang tidak sempurna dikeluarkan pada saat dipotong.
2. Gosokan jari anda dipermukaan kulit ayam. Apabila terkesan bertepung (meninggalkan bekas tepung) maka anda patut curiga karena zat berbahaya biasanya meninggalkan bekas (residu) jika proses pencuciannya tidak baik.
3. Lalat biasanya menghindari boraks. Jadi sebelum membeli, coba perhatikan daging ayam tersebut dihinggapi lalat atau tidak.
4. Daging ayam berbau khas, gunakan penciuman anda untuk mendeteksi apakah daging ayam tersebut berbau khas daging ayam atau justru berbau anyir dan amis. Jika daging ayam berbau anyir, maka carilah daging ayam yang lain.
5. Daging ayam yang baik adalah daging ayam dengan warna putih krem kemerahan. Hindari membeli daging ayam yang berwarna kuning kehijauan.
6. Daging ayam segar kulitnya tidak berlendir dan kering. Efek pembusukan biasanya membuat kulit daging ayam menjadi berlendir dan mempengaruhi kekenyalan daging. Daging ayam yang segar adalah daging yang bertekstur kenyal dan akan kembali ke posisi semula apabila di tekan.
7. Jika bisa, selalu utamakan membeli ayam langsung di rumah pemotongan ayam. Dengan begitu maka kualitas daging ayam pasti akan jauh lebih baik dibanding membeli ayam yang sudah dipotong.
Demikianlah sedikit informasi tentang tips dan cara memilih daging ayam yang baik segar dan bebas zat berbahaya untuk menjadi resep menu masakan Lebaran anda. Semoga artikel tips ini bisa menjadi referensi anda dalam berbelanja daging ayam sehingga bisa terhindar membeli ayam tiren.
No comments:
Post a Comment