Thursday, August 30, 2012

5 Penyakit Kelainan Makan Paling Aneh di Dunia


Saat ini, banyak kasus yang terjadi berkaitan dengan kebiasaan pola makan di tengah-tengah masyarakat modern. Hal itu biasanya terjadi karena pengaruh gaya hidup atau keinginan untuk mencapai ideal-ideal tertentu yang berkembang dalam pemahaman masyarakat. Pada kasus yang ekstrem, kita mengenal kelainan yang disebut bulimia nervosa, yaitu kelainan pola makan yang sering terjadi pada wanita. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang dengan bulimia nervosa adalah  membuat dirinya muntah, kadang-kadang disebut pembersihan, puasa, serta penggunaan laksatif, enema, diuretic, dan olahraga yang berlebihan. 

Penderita bulimia sangat terobsesi untuk memiliki tubuh yang ramping dan sangat takut menjadi gemuk. Salah satu orang ternama yang diduga menderita bulimia adalah mendiang putri Diana. Tuntutan tampil tanpa dicela di depan khalayak membuat ibunda pangeran William ini menderita, merasa harus menjaga bentuk tubuhnya mati-matian.

Selain kelainan makan seperti bulimia, ada beberapa kelainan makanan yang lebih unik dan langka yang terjadi di dunia. Kelainan tersebut membuat para penderita dan keluarganya harus berhati-hati karena kalau tidak diawasi dengan ketat akan sangat sehingga berbahaya. Berikut saya merangkum 5 kasus kelainan makan unik dan langka yang terjadi di dunia.


1. Tak Pernah Merasa Kenyang 


Kasus kelainan makan yang pertama terjadi pada seorang anak bernama Ben Green yang berusia 10 tahun. Ben menderita sindrom langka yang disebut prader-willi, sehingga membuatnya terus merasa lapar sepanjang hari. Kelainan genetik ini biasanya hanya diderita 1 dari 25.000 anak. Bila tidak diawasi, bocah 10 tahun ini bisa memakan apapun yang ada di hadapannya, termasuk makanan kucing dan pasta gigi, bahkan dirinya sendiri. Sindrom ini juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan kognitif dan gangguan perilaku, masalah berat badan, masalah dalam mengendalikan amarah, dan kesulitan dalam bersosialisasi
Kondisi ini membuat kedua orang tua Ben, Paul Green dan Angela Booth harus menjaga anaknya dengan ketat agar tidak melakukan hal-hal berbahaya, seperti memakan dirinya sendiri. Namun, mengekang keinginan Ben untuk makan bisa menyebabkannya mengalami tantrum, yaitu sifat marah yang meledak-ledak yang dapat berlangsung selama berjam-jam.
Sindrom prader-willi membuat otak Ben tidak menyadari bahwa perutnya sudah kenyang. Kedua orang tuanya telah diberi tahu untuk memantau dan mengendalikan kebiasaan makan Ben, karena ia sudah sangat kelebihan berat badan dan itu bisa membunuhnya. Saat masih bayi, Ben sangat lemah dan sulit untuk diberi makan. Lalu ia mulai tumbuh dan mulai memiliki nafsu makan yang rakus.


2. Tak Pernah Merasa Lapar dan Haus


Berbanding terbalik dengan kelainan yang diderita Ben Green, Molly Smith justru menderita kelainan yang membuat tubuhnya tidak bisa menyerap makanan, sehingga ia tidak pernah merasa lapar dan haus. Saat masih anak-anak, Molly pernah dilarikan ke rumah sakit karena mengalami masalah pada ususnya. Ia menderita kondisi langka yang disebut intussusceptions. Kondisi ini membuat dokter terpaksa membuang organnya. Operasi tersebut membuatnya tidak mampu mencerna makanan atau minuman dan harus diberi makan melalui tabung langsung ke dalam jantungnya selama 15 tahun setelahnya.

Selama 15 tahun, Molly harus menghubungkan dirinya dengan mesin selama 12 jam setiap hari untuk memasukkan nutrisi langsung ke darah melalui jantungnya. Dia meletakkan tabung dengan lubang di dadanya, yang harus ditutupi oleh plester pada siang hari. Namun, hati Molly rusak parah karena mencerna nutrisi konsentrasi tinggi yang dimasukkan oleh tabung. Kondisi ini membuatnya membutuhkan transplantasi untuk menghindari kematian.

Menjelang usia 16 tahun, Molly menjalani transplantasi berbahaya untuk 3 organ selama 12 jam di Birmingham Children’s Hospital. Transplantasi dilakukan untuk menggantikan hati, usus, dan pancreas. Ia pun belajar untuk makan dan minum lagi. Namun, karena bertahun-tahun tumbuh tanpa makanan, Molly tidak pernah bisa merasakan lapar dan haus. Menurutnya, setiap waktu dia harus mengingatkan diri sendiri untuk makan dan minum pada saat jam makan tiba. Namun, ia menyatakan tidak pernah merasakan kenikmatan dari mengunyah makanan, Molly mengatakan makan adalah pengalaman baru baginya. Ada begitu banyak rasa dan tekstur yang harus ia biasakan. Menurutnya, pengalaman makan sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.


3. Harus Memakan Makanan yang Tinggi Lemak  


Dewasa ini banyak orang yang khawatir makanan yang dikonsumsinya mengandung kolesterol tinggi. Karena itu, mereka berlomba-lomba menerapkan pola hidup yang sehat dengan gizi yang seimbang. Namun, hal berbeda dialami seorang gadis dari Inggris bernama Amy Peterson. Sekilas, Amy seperti anak lainnya. Tubuhnya kecil dan terlihat sehat. Akan tetapi saat ia mulai makan, mungkin Anda akan tercengang dibuatnya.
Gadis berusia 9 tahun ini memiliki kelainan genetis yang membuat tubuhnya membutuhkan makanan dengan kandungan lemak tinggi setiap hari. Ia harus mencampurkan minyak zaitun dalam setiap makanan yang akan dikonsumsinya agar lemaknya tercampur dengan sempurna dan memberikan nutrisi bagi otaknya yang kelaparan. Tanpa asupan makanan berlemak tinggi, nyawa Amy bisa melayang sewaktu-waktu.
Kondisi langka yang dialami Amy disebut sindroma defisiensi glut 1 yang hanya terjadi pada 25 orang Inggris dan 100 orang di dunia, ini berarti, otaknya tidak dapat menerima nutrisi dari makanan normal.
Tidak seperti orang lain, otak Amy tidak bisa menerima asupan gizi dalam jumlah yang memadai dalam porsi makanan orang biasa. Karena itu, Amy harus makan 3x lipat makanan berlemak. Apabila orang lain bisa kegemukan, maka bagi Amy menyantap makanan dengan double cream serta minyak zaitun merupakan konsumsi wajib kalau mau berumur panjang.
Hingga saat ini Amy sanggup bertahan berkat ketelatenan orangtuanya, Michelle dan Alan Peterson yang selalu memantau asupan makanan putri mereka yang mencengangkan selama sehari penuh.


4. Hanya Makan Tic Tac


Kasus kelainan dalam mengonsumsi makanan berikutnya menimpa seorang gadis remaja berusia 17 tahun, Natalie Cooper. Gadis asal Maidstone, Kent, Inggris ini menderita suatu kelainan yang membuatnya selalu sakit setiap kali makan. Satu-satunya makanan yang dapat diterima tubuhnya dengan baik tanpa ada reaksi adalah permen tic tac. Untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap mendapatkan asupan gizi, Natalie harus mendapatkan asupan makanan melalui cairan infuse.

Tidak seperti kebanyakan orang yang mengunyah permen sebagai camilan tambahan, maka bagi Natalie permen tic tac dibutuhkan untuk mengusir rasa lapar. Semula dokter mendiagnosa Natalie menderita bulimia, tetapi dalam perkembangannya, Natalie tidak menunjukkan cirri-ciri yang sesuai dengan penderita bulimia. Hingga kini dokter belum bisa menyebutkan apa nama kelainan yang diderita Natalie.

Natalie berharap suatu hari nanti bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis yang bisa menghilangkan penyakit yang dideritanya. Apalagi ia pun terlalu lemah untuk bekerja seperti orang lain. Saat ini ia memang sudah bekerja di sebuah toko, tetapi waktu bekerja selama 6 jam membuat energinya sangat terkuras. Atas keberaniannya menerima kondisi yang dideritanya, Natalie menerima penghargaan dari kepolisian Kent. Dia merupakan salah satu anak muda yang menerima penghargaan di Margate Winter Gardens atas ketegarannya dalam menghadapi kelainan yang diidapnya.


5. Terobsesi untuk Menelan Sendok dan Garpu 


Ketika berada di sebuah meja dengan hidangan lengkap, maka pasti mata kita akan berbinar-binar melihat makanan enak yang disajikan, tetapi tidak demikian dengan Margaret Daalman. Wanita asal Belanda ini justru akan lebih tertarik untuk menyantap peralatan makanan yang tersusun rapi di meja seperti sendok dan garpu. Daalman mengidap kelainan psikologis yang membuatnya terobsesi untuk menelan sendok dan garpu daripada menyantap makanan. Ada keinginan yang kuat pada para penderita untuk menelan benda-benda dari logam ini dan sepertinya mereka tidak menyadarinya bahwa tindakan itu bisa berakibat sangat fatal.

Seperti yang dialami Margaret, yang harus dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sakit perut. Tim dokter kemudian dibuat tercengang karena mereka menemukan 78 sendok dan garpu dari perut Margaret. Tim dokter dari Rotterdam akhirnya melakukan operasi untuk mengeluarkan sendok dan garpu satu per satu dari perut wanita berusia 52 tahun ini.

Tim dokter kemudian menyarankan Margaret untuk mengikuti terapi kejiwaan  untuk menghilangkan kelainannya itu. Mereka pun mengingatkan pihak keluarga untuk selalu memantau dan menjaga wanita tersebut agar tidak terjadi hal fatal yang dapat membahayakan jiwa.

Sumber 

No comments:

Post a Comment