Monday, May 21, 2012

Karir sebagai pencari mayat di Sungai Kuning, China

Berkarir sebagai pekerja kantoran ataupun mungkin sebagai seorang sales adalah hal yang lazim dilakukan dan sebagian besar dari kita pun melakukan hal itu. Tapi bagaimana jika ada orang yang berkarir sebagai pencari mayat?. Percaya atau tidak mencari mayat telah menjadi profesi dari seorang pria bernama Wei Xinpeng. Ia telah bertahun-tahun menjalani profesinya tersebut dengan tekun meskipun terdengar sangat aneh. 

Wei Xinpeng, pria paruh baya yang biasa berburu mayat di Sungai Kuning. Wei, seperti diungkapkan oleh  portal berita BBC, kerap memulai aktifitasnya dengan nongkrong sambil merokok di tepi sungai kuning. Matanya yang telah berkantung namun tetap tajam mengamati aliran Sungai Kuning yang keruh. Dia yakin, sungai itu pasti selalu menyimpan mayat manusia, entah korban kecelakaan, dibunuh, atau pun bunuh diri.


Lelaki berusia 55 tahun itu seperti telah hafal betul aliran sungai Kuning, dan dia jeli melihat ke mana arus membawa mayat-mayat yang tenggelam di sungai itu. Biasanya, Wei mendayung perahunya ke dekat satu jembatan kecil di hilir. Di sana, biasanya mayat “parkir” sebentar, karena tersangkut di celah besi jembatan. Dalam tujuh tahun terakhir, mencari mayat kini adalah kegiatan rutin Wei. Dia menjual temuannya itu ke kerabat mayat bersangkutan. “Saya memberi penghargaan kepada si mayat,” ujarnya seperti dilansir BBC.


Wei mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat dari dasar sungai. “Orang-orang ini mati dengan cara mengenaskan,” ujar Wei. Dia mengumpulkan mayat temuannya itu di satu teluk kecil yang tak tersentuh arus. Mayat-mayat beragam bentuk itu ditumpuk di sana. BBC melaporkan, di teluk kecil itu ada empat mayat yang tubuhnya telah kaku, dengan kepala tertelungkup ke bawah. Setiap kali berhasil menangguk mayat, Wei mengumumkannya di koran lokal. Dia menyebut ciri fisik mayat itu, sehingga kerabat yang bersangkutan dapat segera mengenalinya. Biasanya, kerabat si mayat akan menelepon Wei, dan meminta diantarkan ke tempat dia menyimpannya.

Wei membawa kerabat si mayat ke teluk kecil itu. Dia memasang sedikit tarif untuk jasa membalikkan tubuh si mayat agar wajahnya dapat terlihat. Jika kerabat mayat ingin membawanya pulang, maka mereka harus membayar uang tebusan sebesar lebih dari US$500, atau sekitar Rp. 4,4 juta. Wei mengatakan, selama ini dia telah menjual sekitar 40 mayat. Tapi terkadang, keluarga mayat enggan membayar, dan pulang tanpa membawa jenazah yang ditemukan Wei. “Satu kali orang tua mencari anaknya. Mereka melihat sebentar, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Mereka tak membawanya pulang,” ujar Wei.

Jika sudah begini, Wei terpaksa harus menguburkan mayatnya secara pantas. Soalnya, pemerintah akan membiarkan mayat temuannya membusuk tanpa melakukan apapun. Wei mengatakan apa yang dia lakukan bukan semata-mata karena uang, tapi karena alasan lebih pribadi. Dia pun berkisah. Pekerjaan ini, kata Wei, bermula dari usahanya untuk mencari anaknya sendiri, yang tenggelam di Sungai Kuning. “Anak saya tenggelam di sungai ini dan saya tidak dapat menemukan mayatnya. Sangat menyakitkan. Itu sebabnya saya melakukan pekerjaan ini,” ujar Wei. Putra Wei sampai sekarang belum ditemukan.

Bagaimana menurut anda?. Profesi yang sangat aneh bukan?. Mungkin sebagian dari anda ada yang ingin menjadi asistennya?. Kalau begitu silakan menemui Wei dan bisa langsung melampirkan CV. ☺


sumber: http://berita-aneh.blogspot.com/2012/05/kisah-nelayan-pemburu-mayat.html untuk terbaru5.blogspot.com

No comments:

Post a Comment