Thursday, December 8, 2011

Katak bisa prediksi terjadinya gempa bumi!

Century 21 Broker Properti Jual Beli Sewa Rumah Indonesia

Para ilmuwan mengemukakan bahwa katak bisa prediksi terjadinya gempa bumi. Seperti yang terjadi pada tahun 2009 silam, ciri-ciri awal akan terjadi gempa bumi adalah dengan menghilangnya katak-katak di L'Aquila, Italia. Katak-katak tersebut benar-benar menghilang dari kolam-kolam setempat, tiga hari sebelum gempa besar.

Para peneliti menyebutkan dalam laporan resminya yang diterbitkan di Jurnal Internasional untuk Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, bahwa batu-batu di kerak Bumi mengeluarkan partikel bermuatan, dan sebelum gempa hal tersebut mempengaruhi air.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa katak adalah hewan yang dapat mendeteksi perubahan ini sebelum lempeng tektonik bergeser. Tim yang dipimpin oleh Friedemann Freund dari NASA dan Rachel Grant dari Universitas Terbuka Inggris berharap hipotesis mereka ini dapat membantu pakar biologi dan geologi untuk bekerja sama mencari tahu bagaimana binatang mengetahui tanda-tanda gempa.

Katak di L'Aquila bukan satu-satunya binatang yang berperilaku aneh sebelum gempa. Sejumlah laporan menyebutkan reptil, amfibi, dan ikan juga berperilaku aneh sebelum gempa terjadi. Pada 1975, di Haicheng, Cina, banyak orang yang melihat ular keluar dari sarangnya, satu bulan sebelum kota itu diguncang gempa.

Pergerakan ular ini aneh karena biasanya binatang ini tidur lama di tengah musim dingin, dan keluar pada saat suhu membeku merupakan tindakan bunuh diri untuk binatang berdarah dingin ini.

Nona Grant, pakar biologi dari Universitas Terbuka, mengamati koloni katak di L'Aquila sebagai bagian dari penelitiannya. "Sangat dramatis," katanya. "Dari 96 katak menjadi kosong dalam waktu tiga hari. "Setelah itu saya dihubungi oleh NASA," tambahnya.

"Dengan melihat dari sinyal-sinyal tersebut kita mengerti bahwa petunjuk-petunjuk ini mengarah pada hal yang sama, oleh sebab itu kita bisa memperkirakan sesuatu hal yang buruk akan terjadi."

Para ilmuwan dari badan ruang angkasa Amerika Serikat tengah mempelajari perubahan kimia yang terjadi saat bebatuan di perut bumi mengalami tekakan besar. Mereka juga tengah meneliti apakah perubahan itu terkait dengan eksodus masal katak. Pakar geofisika Friedemann Freund mengatakan bebatuan di kerak bumi yang mengalami tekanan besar, mengeluarkan partikel.

Partikel-partikel yang terlepas di udara saat mencapai permukaan Bumi menjadi molekul udara yang disebut ion. Perubahan kimia ini dapat mempengaruhi bahan organik yang larut di air dan menjadikan bahan ini beracun untuk binatang yang tinggal di air. Mekanisme ini rumit dan para ilmuwan mengatakan proses ini perlu diuji lagi secara cermat. Namun Dr Grant mengatakan mekanisme ini adalah yang pertama sebagai "petunjuk gempa" yang dapat dirasakan oleh binatang.

Dr Freund mengatakan sikap binatang ini dapat menjadi salah satu dari sejumlah hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk gempa. "Begitu kita mengerti semua sinyal ini dan melihat ada empat atau lima petunjuk yang mengarah pada hal yang sama, maka kita bisa memperkirakan sesuatu akan terjadi," kata Dr Freund.

referensi lanjutan: http://www.bbc.co.uk/indonesia

No comments:

Post a Comment