Baghdad (ANTARA News) - Menjelang keberangkatnnya ke Iraq di akhir Juli 2006, 37 serdadu Korea Selatan memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk langsung memeluk agama Islam.
"Saya menjadi seorang Muslim karena saya merasa Islam lebih humanistik dan damai ketimbang beberapa agama lainnya. Dan jika anda ingin berkomunikasi dengan penduduk setempat lewat pendekatan agama, saya kira ini akan sangat membantu dalam upaya mewujudkan misi perdamaian kita," kata So, seorang serdadu Korsel .
So, Jumat lalu menyebutkan sejumlah tentara Korsel itu masuk Islam menjelang akhir Juli 2006 sebelum mereka diberangkatkan ke Kota Irbil, kota Kaum Kurdi di wilayah utara Iraq.
Pada Jumat siang -ke 37 personel tentara yang berada dalam group "pasukan Zaitun" itu, termasuk Letnan So-Hyeon-ju yang berasal dari "Brigade" 11 pasukan khusus, Berangkat menuju sebuah masjid di Hannamdong, Seoul dan mengikuti upacara "pengucapan dua kalimat syahadat" (syarat masuk Islam).
Kapten Son Jin-gu dari unit Zaitun pada kesempatan itu mengucapkan sumpah (Bai`at) sebagai tanda bahwa dia telah masuk Islam di sebuah masjid di Hannam-dong, Seoul, Jumat.
Serdadu, yang membasahi seluruh tubuhnya secara Islam atau "mandi besar" tersebut, mengucapkan "dua kalimah syahadat" menjelang sholat Jumat di masjid itu yang (pengucapannya) dituntun oleh Imam sholat.
Kecuali Imam shalat, seluruh warga Muslim dan para serdadu Korea berdiri dalam suatu "shaf" (barisan) sholat yang melambangkan bahwa semuanya sama di hadapan Allah dan kemudian mengikrarkan "Dua Kalimah Syahadat", dengan membaca "Asyhadu an La ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah."
Para serdadu dari pasukan "Zaitun" itu usai upacara peng-Islaman, mereka menunaikan sholat Jumat di masjid tersebut.
Selanjutnya ketika menghadap Ka`bah (Kiblat) di Makkah, semua orang Islam menegaskan mereka adalah bersaudara, demikian laporan yang dikutip dari "englishnews@.chosun.com.
Bagi serdadu Korsel, yang telah menganut kepercayaan Islam, kesempatan yang disediakan oleh pasukan "Zaitun" untuk mengadakan kontak dengan kalangan Muslim menjadi kenyataan.
Dengan pertimbangan mayoritas penduduk Irbil adalah Muslim, pasukan tersebut mengirim anggotanya yang tidak memiliki paham keagamaan ke Masjid Hannam-dong supaya mereka mengerti Islam. Namun, sebagian di antara mereka tertarik untuk masuk Islam dan memutuskan untuk menganut agama tersebut.
Seorang perwira mengatakan, para serdadu tersebut terilhami oleh betapa pentingnya kebersamaan (kehidupan berjamaah) dalam dunia Islam.
"Jika anda se agama (sesama Muslim) anda diperlakukan bukan sebagai orang asing, tapi sebagai penduduk setempat (lokal). Muslim laki-laki tidak boleh menyerang Muslimah (perempuan) sekalipun dalam pertempuran.
Anggota pasukan Zaitun, Kopral Paek Seong-uk (22) dari Divisi-11 Angkatan Darat Korsel mengatakan "Saya banyak mempelajari Bahasa Arab di kursus dan setelah membaca Al-quran, saya sangat tertarik untuk masuk Islam dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim berdasarkan pengalaman agama tersebut.
Ketika mengungkapkan aspirasinya, dia mengatakan, "Kalau kami dikirim ke Iraq, saya akan berpartisipasi dalam berbagai acara keagamaan bersama penduduk setempat agar mereka bisa merasakan kasih sayang dari saudara mereka dan yakin bahwa serdadu Korea Selatan bukanlah tentara yang datang untuk menjajah, tapi satu pasukan yang dikirim untuk menyediakan bantuan kemanusiaan.
"Saya menjadi seorang Muslim karena saya merasa Islam lebih humanistik dan damai ketimbang beberapa agama lainnya. Dan jika anda ingin berkomunikasi dengan penduduk setempat lewat pendekatan agama, saya kira ini akan sangat membantu dalam upaya mewujudkan misi perdamaian kita," kata So, seorang serdadu Korsel .
So, Jumat lalu menyebutkan sejumlah tentara Korsel itu masuk Islam menjelang akhir Juli 2006 sebelum mereka diberangkatkan ke Kota Irbil, kota Kaum Kurdi di wilayah utara Iraq.
Pada Jumat siang -ke 37 personel tentara yang berada dalam group "pasukan Zaitun" itu, termasuk Letnan So-Hyeon-ju yang berasal dari "Brigade" 11 pasukan khusus, Berangkat menuju sebuah masjid di Hannamdong, Seoul dan mengikuti upacara "pengucapan dua kalimat syahadat" (syarat masuk Islam).
Kapten Son Jin-gu dari unit Zaitun pada kesempatan itu mengucapkan sumpah (Bai`at) sebagai tanda bahwa dia telah masuk Islam di sebuah masjid di Hannam-dong, Seoul, Jumat.
Serdadu, yang membasahi seluruh tubuhnya secara Islam atau "mandi besar" tersebut, mengucapkan "dua kalimah syahadat" menjelang sholat Jumat di masjid itu yang (pengucapannya) dituntun oleh Imam sholat.
Kecuali Imam shalat, seluruh warga Muslim dan para serdadu Korea berdiri dalam suatu "shaf" (barisan) sholat yang melambangkan bahwa semuanya sama di hadapan Allah dan kemudian mengikrarkan "Dua Kalimah Syahadat", dengan membaca "Asyhadu an La ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah."
Para serdadu dari pasukan "Zaitun" itu usai upacara peng-Islaman, mereka menunaikan sholat Jumat di masjid tersebut.
Selanjutnya ketika menghadap Ka`bah (Kiblat) di Makkah, semua orang Islam menegaskan mereka adalah bersaudara, demikian laporan yang dikutip dari "englishnews@.chosun.com.
Bagi serdadu Korsel, yang telah menganut kepercayaan Islam, kesempatan yang disediakan oleh pasukan "Zaitun" untuk mengadakan kontak dengan kalangan Muslim menjadi kenyataan.
Dengan pertimbangan mayoritas penduduk Irbil adalah Muslim, pasukan tersebut mengirim anggotanya yang tidak memiliki paham keagamaan ke Masjid Hannam-dong supaya mereka mengerti Islam. Namun, sebagian di antara mereka tertarik untuk masuk Islam dan memutuskan untuk menganut agama tersebut.
Seorang perwira mengatakan, para serdadu tersebut terilhami oleh betapa pentingnya kebersamaan (kehidupan berjamaah) dalam dunia Islam.
"Jika anda se agama (sesama Muslim) anda diperlakukan bukan sebagai orang asing, tapi sebagai penduduk setempat (lokal). Muslim laki-laki tidak boleh menyerang Muslimah (perempuan) sekalipun dalam pertempuran.
Anggota pasukan Zaitun, Kopral Paek Seong-uk (22) dari Divisi-11 Angkatan Darat Korsel mengatakan "Saya banyak mempelajari Bahasa Arab di kursus dan setelah membaca Al-quran, saya sangat tertarik untuk masuk Islam dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim berdasarkan pengalaman agama tersebut.
Ketika mengungkapkan aspirasinya, dia mengatakan, "Kalau kami dikirim ke Iraq, saya akan berpartisipasi dalam berbagai acara keagamaan bersama penduduk setempat agar mereka bisa merasakan kasih sayang dari saudara mereka dan yakin bahwa serdadu Korea Selatan bukanlah tentara yang datang untuk menjajah, tapi satu pasukan yang dikirim untuk menyediakan bantuan kemanusiaan.
No comments:
Post a Comment