Berita kematian Osama bin Laden sangat menggembirakan orang-orang Amerika cs.Mereka yang selama ini sangat takut dan gentar dengan keberadaan lelaki berjenggot ini, merasa telah bisa bernafas lega.Bekas lokasi gedung WTC, sontak ramai dikunjungi oleh keluarga untuk mengenang korban yang mati dalam reruntuhan puing-puing gedung.
Namun sangat berbeda dengan pengikut Osama,kematian bagi pengikut jihad atau jundullah hanya masalah waktu belaka. Sebagai anggota laskar yang memang telah siap untuk mengorbankan jiwa demi terwujudnya khilafah yang agung, persoalan mati hanya masalah antrian saja,sebagaimana pernah disinggung oleh Abu Rusdan mantan pentolan JI dalam suatu wawancara di TV swasta.Ketika seorang pemimpin mereka meninggal atau tertangkap,maka secara otomatis naib/pengganti akan segera maju sebagai pimpinan baru.Model kepemimpinan mereka sudah merupakan sebuah sistem bukan lagi tergantung pada figur.Itulah makna istilah antrian belaka.Sehingga kelompok ini tidak bisa mati atau redup hanya karena krisis pemimpin.
Tak ketinggalan A.M.Hendropriyono, mantan kepala BIN ikut berkomentar bahwa kematian Osama tidak menjamin terorisme akan berhenti, karena yang menggerakkan pelaku terorisme adalah doktrin yang telah menancap dengan kokoh dalam hati warganya.Keyakinan akan pahala jihad yang menjamin seseorang tidak diperiksa lagi dalam kuburnya dan terjamin ke surga, sangat menggugah semangat kelompok-kelompok jihad.
Amerika boleh saja berjingkrak kegirangan,namun mereka sangat perlu waspada dengan serangan tidak terduga yang bakal terjadi,demikian pula dengan kita di Indonesia.Bukan tidak mungkin pelaku teror malah jadi kalap dan menabur peledak dimana-mana.Siapa yang bisa menduga tempat sampah ataupun rongsokan sekitar rumah kita ternyata adalah tempat menaruh bom.Siapa bisa menduga tetangga atau sahabat kita, ternyata telah mengikuti doktrin mereka dan siap menjadi “pengantin”,dan jangan-jangan juga sudah merencanakan kita sebagai pasangan pengantinnya.Semua kemungkinan bisa saja ada.
No comments:
Post a Comment