Sunday, October 23, 2011

"Kekuatan" presentasi Steve Jobs!


Pada tanggal 5 Oktober 2011 lalu, dunia sedang dilanda kehebohan. Penyebabnya bukanlah karena ada gedung di New York atau Palo Alto yang kena bom lagi, tapi karena adanya seorang pioneer dan pengusaha besar yang baru saja tutup usia, yakni Steve Jobs.
Bagi Anda yang gemar mengikuti perkembangan Apple dan produk-produk besutannya seperti iPod, iPhone, iPad, Macbook, dan sejenisnya, Anda pastinya tahu kalau salah satu kunci sukses Apple dalam menjual produk-produk di atas adalah karena keren atau fantastisnya sang CEO dalam mempromosikan barang-barang tersebut di acara peluncurannya.
Tidak jarang, beberapa penonton yang ada di event peluncuran tersebut terkesima luar biasa sampai-sampai tidak keberatan untuk memberikan standing applause yang cukup lama layaknya mereka sedang berada di acara pemberian penghargaan-penghargaan besar seperti penyerahan hadiah nobel atau sejenisnya. Sungguh super!

1. Gunakan theme slide yang sederhana

Dalam setiap aksinya di acara peluncuran produk-produk Apple, Steve tampaknya selalu menggunakan theme slide yang itu-itu saja, yakni slide presentasi dengan warna atasan hitam dengan siluet biru tua di bagian bawah. Tapi, alih-alih membosankan, slide yang sederhana ini justru membantu para audiense untuk memfokuskan diri pada presentasi produk secara keseluruhan.
Dan ini adalah salah satu nilai plus dari Steve Jobs karena ada beberapa speakers di dalam acara peluncuran produk yang justru malah suka dengan tampilan slide yang rame dan menyibukkan mata. Tergantung dari tujuan dan untuk siapa presentasi yang Anda berikan, sebaiknya Anda memberi perhatian khusus untuk masalah ini.

2. Gunakan font yang jelas dan mudah dibaca

Helvetica adalah favorit Steve Jobs, dan begitu juga Apple. Dalam setiap kesempatan presentasinya, Steve tampaknya selalu menggunakan font ini dalam slide-nya. Salah satu keunggulan Helvetica yang sering tidak dijumpai di font lain adalah pada “clarity” atau kejelasannya, baik ketika ditampilkan dalam ukuran yang kecil maupun besar.
Bila Anda adalah seorang amatiran, terkadang Anda tergoda dan tergerak untuk menggunakan font yang terkini dan seaneh mungkin dengan tujuan untuk menarik perhatian pendengar. Padahal ini bukanlah sesuatu yang bisa dibenarkan.

3. Gunakan kata-kata yang bersifat “hiperbola”

Pernahkah Anda mendengar Steve Jobs mengeluarkan kata-kata berikut secara berulang-ulang dalam acara peluncuran produknya; “Amazing”, “Fantastic”, “Awesome”, “Magical”, “Blown me away”, dan sejenisnya. Yup, Anda benar. Steve memang sering sekali menggunakan kata-kata atau ungkapan di atas untuk melukiskan betapa hebatnya fitur yang dimiliki oleh produk besutan Apple.
Dan terkadang kata-kata jenis inilah yang Anda butuhkan untuk menanamkan keyakinan kepada pendengar atau calon pelanggan Anda tentang kehebatan produk Anda. Tentunya dengan harapan bahwa para pendengar itupun nantinya akan meniru-niru Anda ketika menceritakan produk ini kepada teman-temannya. “Oh yeah, this new iPhone just blown me away. I just couldn’t speak no more.”

4. Ulangi dan ulangi lagi

Agar efek kata-kata hiperbolis tadi semakin mengena di hati dan neuron calon pelanggan Anda, jangan sungkan untuk mengatakannya secara berulang-ulang. Agar tidak terkesan membosankan, Steve biasanya mengulangi kata-kata hiperbolis ini dalam rentang waktu sekitar 5 menit atau setelah berakhirnya video atau penjelasan dari partnernya. Cara ini diharapkan mampu menghindari penonton dari rasa bosan gara-gara Anda sering mengulangi kata-kata sakti tadi.
Ingat selalu kata-kata ini: “Amazing”, “Fantastic”, “Awesome”, “Magical”, “Blown me away”. Dalam bahasa Indonesia, kita juga mempunyai padanannya. Tidak percaya? Coba ucapkan kata-kata ini; keren, heboh, menakjubkan, ajaib, aneh tapi nyata, dan luar biasa. Untuk membuatnya lebih “heboh” lagi, Anda tidak dilarang untuk mengganti “luar biasa” menjadi “luuuuuuuuuarrrrr biasa”. Hehehe, “ajaib” bukan?

5. Minimalisir kuantitas teks, maksimalkan di pernyataan

Dalam setiap slide yang Steve tampilkan, pria kelahiran tahun 1955 ini cenderung untuk menggunakan sesedikit mungkin teks. Teks di dalam slide hanya berfungsi sebagai pengingat saja. Sementara penjelasannya ada di dalam kepala dan ujung lidah Steve sendiri. Dengan demikian, penonton pun akan sulit memalingkan perhatiannya dari Steve.
Hal ini berbeda bila Anda menggunakan teks di dalam slide yang tampil dalam porsi besar dan banyak sehingga akan membuat penonton bosan karena mereka menganggap Anda lebih kelihatan seperti orang yang sedang membacakan alih-alih menjelaskan.

6. Merasa hebat, demokan!

Nah ini yang paling utama dalam sebuah peluncuran produk. Dan tampaknya, ini juga yang membuat Apple lebih bernilai ketimbang vendor-vendor lain di dunia teknologi informasi. Ketika Apple mengadakan peluncuran produk, Steve Jobs atau rekannya akan menyuguhkan hiburan tersendiri yang dirangkum bersama demo fitur. Contoh konkritnya terjadi pada tahun 2007 saat iPhone untuk pertama kalinya diluncurkan.
Waktu itu, Steve mendemokan bagaimana iPhone bisa digunakan untuk melihat peta denah alamat kedai makanan dan minuman melalui bantuan Google Maps. Dan asyiknya, Steve mendemokan kepada para penonton bahwa iPhone juga bisa langsung digunakan untuk menelepon kedai tersebut melalui antarmuka yang masih didominasi oleh denah peta kedai tadi.
Lalu apa yang membuat penonton gaduh? Mereka gaduh sambil memberi applause karena Steve memesankan makanan dan minuman untuk orang yang berada dalam gedung tempat acara tersebut dilangsungkan. Wow, tidak heran penonton langsung bersorak gembira. Siapa sih yang tidak gembira diberi makanan dan minuman gratis.

7. Gunakan video

Untuk penjelasan lebih jauh dari fitur-fitur tertentu, Steve Jobs lebih sering menyerahkan tugas ini kepada klip video. Dan ini adalah trik yang sangat bagus karena andai saja sebuah fitur diceritakan terlalu jelas dan dengan sifat “berpanjang lebar”, maka penonton akan bosan dan bisa-bisa ketiduran. Hal ini dicontohkan oleh Steve ketika ia mempresentasikan iPad 2.
Untuk membeberkan dampak apa yang sudah dibuat oleh iPad di seluruh dunia, Steve mempersilahkan penonton untuk menikmati video yang durasinya bisa antara 4 sampai 7 menit.

8. Buat perbandingan

Sebagai perusahaan dengan pengikut-pengikut fanatik, Apple acapkali membuat perbandingan secara eksplisit antara produknya dengan produk buatan vendor lain di depan publik. Salah satu contohnya adalah ketika Steve Jobs memperkenalkan MacBook Air sebagai laptop tertipis di seluruh dunia, Steve tidak takut membanding-bandingkan besutan Apple terbaru itu dengan produk lain yang tidak kalah tipisnya dari vendor teknologi terkemuka lainnya, Sony.
Selama itu bisa dipertanggungjawabkan, saya rasa Anda juga berhak untuk melakukan ini. Tapi ingat, Anda juga harus tahu bahwa Anda tidak perlu mempermalukan produk pesaing Anda di depan pendukung Anda seperti yang sering dilakukan oleh Steve selama ini. Maklum, agaknya kurang islami. Lagipula, tanpa menjelek-jelekkan produk pesaing pun, sebenarnya orang akan cenderung lebih memilih produk kita asalkan itu memang lebih bagus.

9. Jangan ceritakan berita buruk (pun yang biasa-biasa saja)

Selama presentasi dilakukan, Steve Jobs selalu menyebut-nyebut keberhasilan atau pencapaian besar perusahaannya. Jarang atau mungkin bahkan tidak pernah sama sekali seorang Steve menyebutkan berita buruk atau berita “biasa-biasa saja” yang menghinggapi Apple. Contohnya begini, dalam acara peluncuran iPad 2, Steve juga membeberkan bahwa aplikasi iBooks sudah menjadi channel tempat penggunanya untuk mengunduh tidak kurang dari 100 juta buku.
Selain itu, pria yang menyenangi mobil Mercedes dan Porsche ini juga membeberkan bahwa Apple sudah menyimpan kurang lebih 200 juta akun kartu kredit dari anggota-anggotanya di seluruh dunia. Tentu saja, hal-hal seperti ini akan turut membuat pendengar sekaligus calon pelanggan Anda akan semakin bersemangat untuk menjadi bagian dari perusahaan yang Anda bangun.

10. Suruh penonton mencoba sendiri

Dan inilah pentas pamungkas, supaya penonton tadi benar-benar terkesima dan bisa merasakan efek magis barang besutan perusahaan Anda, Anda tidak boleh ragu untuk meminta mereka mencoba langsung produk-produk tersebut.

Selama mereka mencoba, biarkan mereka melakukan apa saja selama itu positif seperti menekan-nekan sisi luar produk, mengangkatnya ke atas dan ke bawah, merekamnya dengan video maupun mengambil gambarnya untuk publikasi ulang di blog atau situs milik mereka. Ah, Anda pasti sudah membayangkan sebuah usaha pemasaran gratis bukan?
ditulis oleh : Wim Permana, S. Kom.





referensi

No comments:

Post a Comment