Thursday, October 27, 2011

Asal Mula Terjadinya Danau Situ Lengkong di Panjalu

Asal Mula Terjadinya Danau Situ Lengkong di Panjalu

Situ Lengkong berasal dari dua kata, yaitu situ dan lengkong. Kedua-duanya memiliki arti yang sama, yaitu danau. Situ Lengkong terletak di desa Panjalu, kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Danau ini memiliki luas sekitar 64 hektar dan berada pada 700 meter di atas permukaan air laut. Kedalaman Situ Lengkong berkisar antara 4 sampai 6 meter. Kondisi alam sekitar Situ Lengkong sungguh menyenangkan. Perpaduan udara sejuk khas daerah pegunungan dan jauh dari polusi menjadikan saya betah berlama-lama di kawasan konservasi hutan alam ini.
Bulan lalu saya berkesempatan mengunjungi Situ Lengkong sebagai bagian dari perjalanan tour ziarah Wali Songo. Saat itu saya mengamati sekeliling danau eksotik ini. Ada satu hal yang unik terdapat di Situ Lengkong, yaitu pulau kecil yang bernama Nusa Gede yang berada di tengah-tengah danau. Itu pulau asli lho, bukan pulau buatan seperti di Singapura. Ingatan saya langsung melayang ke danau Toba di Sumatera Utara yang memiliki pulau Samosir di tengah-tengahnya. Mirip sih, cuma yang di Situ Panjalu ini ukurannya lebih kecil.
Di sekitar danau Panjalu, demikian ucapan orang-orang untuk menyebut Situ Lengkong, terdapat banyak hasil kerajinan rakyat. Khususnya di desa Cukang Padung sebagai pintu masuk ke area wisata pulau Nusa Gede, kita bisa temukan penjual kerajinan tangan setempat. Misalnya berupa kipas bambu, makanan tradisional Parahyangan, terasi udang asli (penjualnya bilang itu asli), aneka bordir unik, gelang dari kayu, pena unik dari ukiran bambu, dan banyak oleh-oleh khas Ciamis lainnya. Bagi yang suka lapar mata saat window shopping, harap menyiapkan dompet tebal sebelum berangkat kesini. Dijamin Anda akan dimanjakan beragam oleh-oleh menarik khas Panjalu.

Tercipta Akibat Percikan Air Zam-Zam Dari Arab

Asal Mula Terjadinya Danau Situ Lengkong di Panjalu

Cerita rakyat yang berkembang selama ini mengenai proses penciptaan danau Panjalu cukup menarik perhatian saya. Menurut kisah warga setempat, air danau Situ Lengkong tercipta dari tetesan air zam-zam yang dibawa dari tanah suci Arab. Diceritakan terdapat seorang penyebar agama Islam di wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran yang bernama Syekh Panjalu. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan agama terbaik, beliau memperdalam ilmu agama langsung ke tanah Arab.
Setelah bertahun-tahun belajar agama di tanah Arab, Syekh Panjalu berniat kembali ke tanah Pajajaran. Untuk membuktikan bahwa pengetahuan agamanya telah mumpuni, guru Syekh Panjalu mensyaratkan harus membawa air zam-zam ke dalam keranjang yang berlubang-lubang dan air tersebut harus sampai dengan selamat di tanah Pasundan. Syekh Panjalu menyanggupi permintaan tersebut. Syekh Panjalu akhirnya berangkat dari tanah Arab menuju bumi Pasundan dengan membawa air zam-zam dalam keranjang.
Nggak usah dibayangkan bagaimana caranya, namanya juga legenda rakyat Panjalu. Hehehe. Singkat kata, air zam-zam dalam keranjang tersebut menetes selama perjalanan menuju Panjalu. Tetesan air zam-zam tersebut jatuh ke tanah di wilayah Panjalu saat ini. Ajaibnya, keranjang tersebut tak henti-hentinya mengalirkan air ke tanah di bawahnya hingga membentuk sebuah danau yang luas seperti saat ini. Puncak bukit yang tinggi di tengah-tengah danau membentuk sebuah pulau kecil yang bernama pulau Nusa Gede. Begitulah cerita rakyat yang berkembang dari mulut ke mulut sampai sekarang.

Keajaiban Air Danau Panjalu Bisa Sembuhkan Penyakit

Asal Mula Terjadinya Danau Situ Lengkong di Panjalu

Fakta yang terungkap di lapangan juga sungguh unik. Banyak orang yang percaya kalau air danau Situ Lengkong bisa menyembuhkan beragam penyakit yang diderita manusia. Hal ini didasarkan kepada kepercayaan masyarakat bahwa air danau Lengkong ini tercipta dari air zam-zam yang dikenal memiliki beragam khasiat. Entah ini sebuah mitos atau memang fakta yang kebetulan terjadi, pemandu wisata yang mengiringi rombongan wisata saya pun menyatakan air ini memiliki khasiat setara dengan air zam-zam.
Saat saya naik perahu berkeliling Situ Lengkong menuju Nusa Gede, saya masih ingat ada beberapa orang di samping saya yang tak henti-hentinya meraup air yang terdengar gemericik pada saat perahu motor berjalan di atas air. Kemudian mereka meraih segenggam air dan dipakai untuk membasuh muka. Mereka percaya air tersebut bisa menyembuhkan penyakit yang diderita. Misalnya penyakit gatal-gatal pada kulit, sakit linu pada kaki, jerawat, dan beragam sakit lainnya.
Untuk pengobatan penyakit luar, orang-orang biasanya hanya memakai air untuk membasuh bagian tubuh yang sakit saja. Atau kalau mau lebih mantap lagi biasanya dipakai mandi. Namun untuk pengobatan penyakit dalam, Anda tidak bisa langsung meminum air Situ Lengkong karena air danau ini kotor dan bercampur lumpur sehingga berwarna kecoklat-coklatan. Caranya adalah Anda mengambil air ini dan dimasukkan ke dalam wadah jerigen atau botol bekas air mineral. Diamkan air selama beberapa hari sampai terbentuk endapan lumpur dan menghasilkan air yang jernih pada bagian atas. Setelah itu boleh dipakai untuk minum ataupun dibasuhkan pada bagian yang sakit.
Itulah sejarah asal usul danau Situ Lengkong, atau lebih ngetop disebut Situ Panjalu, yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya. Mengenai kebenaran isi ceritanya silakan dikroscek langsung di tempatnya. Yang pasti, Indonesia punya banyak legenda rakyat, tradisi, adat istiadat, dan tempat-tempat wisata yang menarik dan harus dilestarikan. Mencintai budaya lokal adalah salah satu usaha terbaik dalam upaya melestarikan budaya nasional. Mari kita jelajahi kekayaan negeri sendiri!

source

No comments:

Post a Comment