Saturday, November 12, 2011

Gay karnaval di Hongkong menarik perhatian dunia!

gay karnaval di hongkong

Gay karnaval di Hongkong nampaknya cukup menarik perhatian dunia karena lebih dari 2.000 orang ikut serta dalam karnaval gay se-Hong Kong ini. Acara ini pun diselenggarakan ditengah upaya para pegiat kaum gay yang menyerukan dicabutnya diskriminasi terhadap kelompok homoseksual atau kaum gay.

Para peserta sebagian besar terdiri dari lesbian, gay, masyarakat biseksual dan waria (LGBT), para pendukung dan juga pekerja seks komersial.

Mereka pawai melalui puat kota dalam suasana seperti layaknya karnaval dengan bendera pelangi dan mainan berbentuk kelamin pria. Para peserta meneriakkan slogan "Kami cinta gay" dan sejumlah aktifis membagikan kondom kepada peserta.

Pihak penyelenggara menetapkan peserta harus memakai baju yang "seksi" namun sebagian peserta mengenakan baju sopan dan hanya sejumlah diantaranya yang memakai baju warna warni. Tema parade di Hong Kong itu adalah "Untuk homoseksual, untuk cinta, untuk persamaan."

"Kami berada di sini karena kami ingin masyarakat tahu siapa kami dan kami harap mereka tidak melakukan diskriminasi terhadap masyarakat LGBT," kata Mic Au, mahasiswa berumumur 21 tahun yang memakai wig berwarna pelangi.

"Saya harap pemerintah akan memberlakukan undang-undang yang melarang diskriminasi terhadap kaum homoseksual di tempat kerja dan sekolah," tambah perempuan muda ini. Sejumlah besar pegiat gay dari Taiwan dan Cina juga hadir.

"Hong Kong lebih progresif dibandingkan Asia secara keseluruhan dan kelompok-kelompok LGBT semakin banyak," kata Goki Muthusamy, seorang warga Singapura yang pindah ke Hong Kong tiga bulan lalu.

Hong Kong memiliki reputasi sebagai pusat finansial internasional namun sejumlah pihak mengatakan kawasan ini tetap konservatif bila menyangkut hak homoseksual.

Para pegiat gay marah besar setelah pemerintah Juni lalu menyewa seorang ahli jiwa yang mengklaim homoseksual dapat "disembuhkan". Ahli jiwa ini disewa untuk melatih konsultan pemerintah.

Para pegiat menyebut langkah pemerintah itu sebagai "gurauan internasional."


referensi

No comments:

Post a Comment