Tuesday, June 21, 2011

TKI dipancung, pemerintah tidak tahu. Cukupkah hanya dengan sesal?

http://terbaru5.blogspot.com
-  Ilustrasi hukuman pancung  -
Kejadian memilukan kembali menampar bangsa ini. Bagaimana tidak, "sang pahlawan devisa" itu pun akhirnya dieksekusi dengan hukuman pancung. Sungguh tragis benar nasib Ruyati binti Satubi Saruna. Ia dipancung di Mekah lantaran terbukti bersalah membunuh wanita Saudi, Khairiya binti Hamid Mijlid.

Tamparan telak pun kini menghinggapi pemerintah RI, hal tersebut dikarenakan ketidaktahuan pemerintah saat Ruyati meregang nyawa di tangan sang algojo, Sabtu (18/6/2011).

"Tanpa mengabaikan sistem hukum yang berlaku di Arab Saudi, Pemerintah Indonesia mengecam bahwa pelaksanaan hukuman mati terhadap Ruyati tidak diinformasikan kepada KBRI kita di Riyadh sebelumnya," kata Michael di Jakarta, Minggu.

Ia pun menambahkan bahwa "Eksekusi tersebut dilakukan tanpa mengindahkan praktik internasional yang berlaku terkait dengan hak tahanan asing untuk mendapat bimbingan kekonsuleran".

Eksekusi tersebut didasarkan kepada pengadilan yang memutuskan perkara Ruyati, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, "Wanita Indonesia itu telah mengakui kejahatannya".

Pemerintah Indonesia pun bereaksi. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengecam Pemerintah Arab Saudi karena tidak memberi tahu eksekusi ini. "Kami mengecam dan menyayangkan Pemerintah Arab Saudi mengabaikan hukum internasional," ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu 19 Juni 2011. Berikut petikan wawancara tempointeraktif dengan Menteri Luar Negeri.

Benarkah ada Tenaga Kerja Indonesia yang dipancung di Arab Saudi?
Benar, Pemerintah Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga Almarmumah. Kami sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga secara intensif.

Bagaimana dengan jenazah almarhumah, apakah akan dipulangkan ke Indonesia?
Jenazah Ruyati saat ini sudah dimakamkan di Arab Saudi.

Benarkah Ruyati terlibat kasus pembunuhan?
Ya dan almarhumah mengakui hal itu di persidangan. Almarhumah mengakui membunuh istri majikannya dengan cara membacok dan menusuk lehernya dengan pisau dapur. Karena kasus pembunuhan,  ketika masuk pengadilan ancamannya hukuman mati. Namun, kami terus memberi perlindungan dengan mendampinginya ketika menjalani proses persidangan sejak awal, kasasi, sampai tahap pengampunan.

Apa langkah pemerintah selanjutnya?
Pertama kami ingin menyampaikan bahwa kami mengecam dan menyayangkan Pemerintah Arab Saudi tidak memberitahu soal eksekusi almarhumah Ruyati. Kemudian, kami akan memanggil Duta Besar RI di Riyadh dan akan meminta keterangan Duta Besar Arab Saudi di Jakarta besok.

Jadi, pemerintah Indonesia tidak tahu bahwa Ruyati akan dieksekusi?
Ya, kami tidak tahu almarhumah akan dieksekusi pada Sabtu 18 Juni 2011. Karena itu kami mengecam Pemerintah Arab Saudi. Kami sangat menyayangkan Pemerintah Arab Saudi mengabaikan hukum internasional.

|| Dan ketika TKI dipancung, pemerintah tidak tahu. Cukupkah hanya dengan sesal?||

tempointeraktif & kompas

No comments:

Post a Comment