Thursday, June 23, 2011

Gara-gara frustasi warga Jakarta gelar Dejafu (Parade Djakarta Frustasi) !

Gemerlapnya HUT Jakarta ternyata tak seberapa bila dibandingkan dengan problema yang di hadapi ibukota negara ini. Hal ini dibuktikan oleh sejumlah warga yang tergabung dalam Parade Djakarta Frustrasi (Dejafu) yang menggelar aksi unjuk rasa di bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Kamis (23/6/2011).

Aksi yang yang diberi nama ‘Djakarta Frustrasi’ itu merupakan kritik terhadap pemerintah provinsi DKI Jakarta yang dianggap tak dapat menyelesaikan permasalahan krusial yang tengah melanda.

Selain diisi dengan orasi, puluhan pengunjuk rasa juga menggelar beberapa spanduk besar yang bertuliskan problema Jakarta yang disertai dengan foto-fotonya. Masalah tersebut meliputi soal sampah, kemacetan, banjir, wabah demam berdarah dengue (DBD) ,meningkatnya kejahatan, rendahnya tingkat kenyamanan untuk dihuni, kesemrawutan tata kota dan sebagainya.   

Unjuk rasa ini juga diisi dengan aksi simpati dari belasan perempuan cantik. Mereka membagikan stiker  berlogo ‘Djakarta Frustrasi’ kepada para pengendara yang melewati jalan tersebut.

Selebaran berisi ajakan untuk bergabung dalam media sosial, berupa twitter, facebook, blog dan forum online. Warga Jakarta bias mencurahkan keluh-kesah, unge-uneg dan sebagainya dalam media social tersebut. 

Koordinator pengunjuk rasa Yongky Aribowo mengatakan, permasalah krusial tersebut hingga kini tidak juga dapat diselesaikan Gubernur DKI Fauzi Bowo.

Padahal, sebelumnya terpilih dan menjabat posisi tersebut, ia berjanji untuk segera menyelesaikannya. Apalagi dirinya mengklaim sudah mengetahui permasalahan itu sebagai wakil gubernur dan sudah memiliki program untuk mengatasinya. Bahkan, dalam kampanye dalam pilkada 2007 lalu, dia mengambil jargon ‘Serahkan Pada Ahlinya’. 

“Tapi, kenyataannya selama memerintah Jakarta  empat tahun, Bang Foke (sapaan akrab Fauzi Bowo-red) tidak juga mampu menyelesaikan masalah itu. Justru sebaliknya, Jakarta makin semrawut dan kacau.  Kami tidak tahu harus berbuat apa dan mengadu kepada siapa. Kami akhirnya pun menjadi frustrasi,” jelas dia.

Ditambahkan Yongki, aksi ‘Djakarta Frustrasi’ ini merupakan gerakan sosial, agar terjadi perubahan signifikan atas kondisi saat ini. Jakarta harus segera berubah untuk benar-benar menuju sebagai ibu kota negara, pusat ekonomi dan lainnya. “Sudah waktunya Jakarta harus berubah. Kami sebagai warga benar-benar menginginkan Jakarta sebagai kota yang bersih, indah dan manusiawi,” tandas Yongky.   

Usai mengelai aksi di bundarai HI, pengunjuk rasa melanjutkan aksinya ke gedung Balai Kota Jakarta. Kedatangan mereka itu untuk meminta Gubernur Fauzi Bowo menuliskan keluh-kesah dan uneg-unegnya di spanduk yang sengaja disediakan untuk menulis dan ditandatangani. Namun, hal itu tak mendapatkan respon darinya. Begitu pula dengan para pegawai tersebut.

yahoo

No comments:

Post a Comment