WHO menganggap radiasi pada beberapa makanan Jepang lebih serius dari yang diperkirakan. Melalui juru bicaranya yang berada di Manila, Peter Cordingley, WHO menyarankan agar orang-orang di Jepang harus hati-hati akan makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan ada yodium radioaktif pada susu yang berasal dari 4 lokasi di Fukushima.
Kandungan itu terentang dari 20% lebih banyak dari batas aman hingga mencapai 17 kali dari batas aman. Pengujian di sebuah lokasi mendapati kandungan cesium 5% di atas batas aman.
Kandungan itu terentang dari 20% lebih banyak dari batas aman hingga mencapai 17 kali dari batas aman. Pengujian di sebuah lokasi mendapati kandungan cesium 5% di atas batas aman.
"Kondisi ini tidak seperti sangkaan kami," kata Cordingley. "Keadaan lebih serius," lanjutnya. WHO melihat orang-orang Jepang meneliti asal makanan sebelum membeli. "Kami rasa itu tindakan yang bijaksana," Cordingley memberi tanggapan. Di Ibaraki, pengujian terhadap 10 lokasi produksi sayur-sayuran mendapati yodium hingga 27 kali lebih banyak dari batas aman. Cesium berjumlah 4% lebih banyak dari batas aman ditemukan pada 7 lokasi penelitian.
Kandungan elemen radioaktif pada air berada jauh di bawah level yang menghawatirkan. Menurut International Atomic Energy Agency, pemerintah Jepang hanya menemukan 6 dari 46 sampel yang mengandung isotop radioaktif yodium-131. Isotop yodium dan cesium merupakan produk sampingan reaktor nuklir. Kandungan yodium-131 bisa berkurang setelah 8 hari, sedangkan cesium-137 baru akan berkurang setelah 30 tahun.
Fukushima merupakan lokasi keempat di Jepang yang memiliki pertanian terluas. Hasil produksinya adalah buah-buahan, sayuran, dan beras. Ibaraki, yang berada di selatan Fukushima, menyuplai Tokyo dengan buah-buahan dan sayuran. Ibaraki merupakan pemroduksi daging babi ketiga terbesar di Jepang.
source
source
No comments:
Post a Comment