Kinanti dan Wahyu adalah sepasang insan yang tinggal berdekatan. Karena itu tak heran bila kedua orang tua mereka juga bersahabat. Sejak SD hingga SMA mereka bersekolah di tempat yang sama, bahkan acap kali mereka sekelas. Kinanti tumbuh sebagai gadis yang cantik jelita, sementara Wahyu menjadi seorang pria yang cukup tampan dan simpatik. Meski banyak yang mengatakan mereka adalah pasangan yang serasi, keduanya tidak tertarik satu-sama lainnya bahkan seolah-olah saling membenci. Penyebab utamanya adalah atmosfir
persaingan diantara keduanya. Baik Kinanti maupun Wahyu adalah pelajar yang cerdas dan selalu
bersaing untuk memperebutkan juara umum di sekolah itu. Peringkat juara umum kesatu dan kedua bergantian disandang oleh keduanya.
Lulus SMA, keduanya sekolah terpisah. Kinanti diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri. Sementara Wahyu diterima di Fakultas Teknik di Institut Negeri yang berada di kota yang sama.
Sejak kuliah, Kinanti dikelilingi oleh mahasiswa yunior dan senior yang menyukainya. Hingga
menjelang lulus , Kinanti telah menjalin hubungan dengan beberapa pria yang selalu berakhir dengan perpisahan.Sementara, meski diminati oleh banyak gadis, Wahyu tak memiliki niat untuk menjalin hubungan serius dengan teman wanitanya, baik di kampus maupun dilingkungan tempat tinggalnya.
Di perguruan tinggi, baik Kinanti maupun Wahyu tetap menunjukkan prestasi yang cemerlang, sehingga diramalkan mereka akan lulus cumlaude.Rupanya Tuhan memiliki rencana untuk mereka. Tepat sebulan sebelum kelulusan, keduanya bertemu di suatu toko buku di kota itu dan saling jatuh cinta.
Setelah lulus cumlaude, keduanya langsung diterima kerja. Kinanti bekerja di lembaga pemerintahan, sementara Wahyu bekerja di perusahaan swasta.
Setahun kemudian mereka menikah dengan restu penuh kedua orang tua masing-masing.
Pada mulanya mereka hidup bahagia dan serba berkecukupan. Mereka lalui hidup bahagia penuh cinta dan saling setia. Namun masalah mulai muncul setelah hingga tahun kelima, mereka belum juga dikarunia momongan.
Sudah banyak upaya yang mereka lakukan, mulai dari pengobatan oleh dokter, hingga pengobatan yang bersifat natur atau tradisional. Hingga akhirnya, pada tahun kedelapan, dokter menvonis bahwa mereka belum dikaruniai putra karena sang ayah (Wahyu) bermasalah, sehingga
nyaris bisa dianggap tak mungkin memiliki anak.
Mengetahui kondisi itu, Kinanti meminta cerai ” aku tak mau menyia-nyiakan hidupku, ..mohon mas mengerti ” pintanya pada Wahyu. Dengan sedih dan sabar suaminya menjawab ” istriku beri aku waktu dua tahun lagi untuk melakukan upaya maksimal agar kita bisa punya momongan “.
“tapi mas…aku tak mau umurku bertambah dengan sia-sia..” rengek Kinanti. ” Istriku, demi cinta kita, mohon kesediaanmu memberiku kesempatan dua tahun lagi ” jawab Wahyu. Kemudian atas nama cinta keduanya sepakat untuk menunggu hingga dua tahun. Setahun kemudian, jangankan memiliki anak..yang terjadi adalah Kinanti divonis menderita gagal ginjal.
Dua hari setelah vonis, Wahyu berkata kepada Kinanti bahwa dia akan keluar negeri selama enam bulan. ” apa mas ?, kau mau tinggalkan aku saat aku begini… aku yakin penyakit ini datang karena aku stress memikirkan belum datangnya momongan ” protes Kinanti . Wahyu menjawab , bahwa selain itu merupakan tugas kantor, dia juga akan mencari donor ginjal untuk istrinya. Belum sampai enam bulan, Wahyu datang dengan membawa ginjal yang akan didonorkan.
Singkat cerita , operasi pencangkokan ginjal berlangsung sukses dan Kinanti pulih seperti sedia kala. Anehnya sejak itu, terlihat sekali fisik Wahyu semakin lemah. Atas izin Allah, akhirnya Kinanti hamil juga. Tak terkatakan kegembiraan dan bersyukurnya suami istri tersebut.
Pada suatu pagi, Wahyu tergesa-gesa pergi dn pamit kepada Kinanti karena harus mengikuti rapat di kota lain. Kepergian yang tergesa-gesa membuat Wahyu tak sempat membawa diarynya. Dan kebetulan pada siang hari saat Kinanti membereskan meja kerja suaminya dia melihatnya dan penasaran untuk membacanya.
seusai membaca diary suaminya, tumpahlah semua air mata Kinanti, ternyata ginjal yang didonorkan untuknya adalah ginjal suaminya sendiri. ‘ pantas mas Wahyu terlihat mudah lelah akhir-akhir ini ” pikir Kinanti sambil terisak-isak.
Segera dia mengambil HP untuk menelpon suaminya dengan maksud memohon maaf atas sikapnya selama ini. Belum sempat dia menelpon. .HPnya berdering terlebih dahulu. dari seberang, terdengar isak tangis ibu mertuanya yang mengatakan bahwa Wahyu tewas dalam kecelakaan lalu-lintas tadi pagi. Dan menurut ibunya sebelum meninggal wahyu sempat berpesan kepada ibunya bahwa dia akan membawa cinta untuk kinanti selamanya.
Tak sempat selesai mendengar kelanjutannya.Kinanti berteriak ” mas Wahyu..maafkan aku ” untuk kemudian ambruk jatuh tak sadarkan diri.
No comments:
Post a Comment