Padahal, tak sedikit pasangan yang sering bercinta dan selalu mendapatkan kepuasan. Tetapi, ada juga yang juga sering bercinta tetapi jarang mencapai kepuasan. Dan, ada juga yang jarang bercinta, namun ketika bercinta selalu mendapatkan kepuasan. Hal itu menandakan bahwa frekuensi bercinta tidak menentukan kepuasan.
Dalam buku "Mars and Venus in the Bedroom" John Gray mendeskripsikan banyak perbedaan cara pandang pria dan wanita tentang kehidupan seksual dan kepuasan. Pria cenderung terangsang dengan sentuhan sensual, bebauan, rasa dan visual. Sedangkan wanita sangat tergantung emosi dan mood untuk bisa bercinta dan mendapatkan kepuasan.
Menurut Heide McConkey, seorang terapis seks, solusi untuk masalah tersebut adalah saling berkomunikasi dan tidak menjadikan frekuensi bercinta sebagai patokan kualitas kehidupan seksual. Pada pasangan yang sudah menjalani hubungan bertahun-tahun seringkali mengalami penurunan gairah karena terjebak dalam rutinitas dan kesibukan masing-masing. Untuk mengatasinya adalah dengan menjaga keintiman satu sama lain.
Keintiman bukan ditandai dengan banyaknya frekuensi bercinta, tetapi saling menjaga perasaan dan komunikasi satu sama lain. Banyak dari pria atau wanita yang merasa bermasalah dalam kehidupan seksualnya padahal tidak.
"Banyak pria yang mengeluh hanya karena ereksi selama 3 hingga 5 menit, padahal menurut saya hal itu normal. Ada yang lebih pantas dikeluhkan yaitu keintiman dengan pasangannya," kata Heide McConkey, seperti VIVAnews kutip dari Besthealthmag.com, Jumat 6 November 2009.
McConkey juga mengungkapkan banyak pasangan yang mesra dan intim padahal mereka jarang sekali bercinta. Menurut McConkey, frekuensi bercinta ditentukan oleh kesepakatan dua orang, yaitu Anda dan pasangan. Jangan panik jika Anda dan pasangan bercinta hanya satu bulan sekali. Jika memang kedua-duanya tidak berkeberatan dan hubungan juga baik-baik saja, tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
sumber
No comments:
Post a Comment