Ide ini terkesan mungkin "gila". Tapi sebenarnya ada yang lebih gila lagi, yaitu orang yang mengabaikan "ide gila" ini. Bagaimana tidak, alih-alih berangkat kerja tapi ujung-ujungnya malah dapat "tamparan otomatis" di atas kereta.
Semua ini adalah berkat rambu penghalang yang dipasang diatas kereta yang tengah melintas. Siapapun orangnya tanpa perduli tua-muda akan langsung terkena tampar secara otomatis di wajah. Plakkk!
Palang rambu ini terbuat dari fiber yang dalihnya sebagai penghalau sekaligus untuk menertibkan para penumpang nakal yang kerap "membonceng" diatap gerbong kereta. Sebelumnya PT. KAI telah berhasil mengaplikasikan alat penyemprot otomatis yang kurang lebih mempunyai tujuan yang sama. Namun, sepertinya alat tersebut belum menimbulkan efek jera bagi sebagian penumpang nakal.
Saya memang bukan lagi pengguna jasa transportasi kereta, namun sebelumnya saya pernah sangat bergantung dengan angkutan masal ini untuk pulang dan pergi ke kantor, dan saya tahu apa saja resiko yang akan saya hadapi di kereta. Dari mulai membiasakan diri untuk rela berbagi keringat dengan penumpang lain, resiko kehilangan dompet dan handphone karena banyaknya copet sampai pedagang dan pengemis yang bebas hilir mudik disela-sela para penumpang yang "terbakar emosi" gara-gara kereta mogok dan "ngaret" jadwalnya. Dan mungkin hal inilah yang sedikit banyaknya mengilhami para hitch-hiker tadi. Ini hanya asumsi saya saja, namun efek domino plus efek buah simalakama pun sepertinya akan segera muncul ke permukaan.
Efek yang pertama adalah tentunya protes dari para pengguna jasa angkutan ini. Seandainya saja mereka bisa mendapatkan kereta yang lebih layak dan nyaman, tentunya banyak yang lebih untuk duduk dengan tenang di dalam kereta tanpa harus duduk diatap dan beresiko kehilangan nyawa yang dimilikinya (karena biasanya nyawa bukanlah barang yang bisa diperjual belikan, tapi entahlah jika di negeri ini). Ongkos pun mungkin tak akan menjadi persoalan yang berarti apabila fasilitas dan kenyamanan para penumpang diperhatikan oleh pemerintah.
Efek yang kedua pastinya tak kalah hebat dari efek sebelumnya. Jelas penggunaan palang fiber ini mengancam keselamatan!. Selain ancaman tersetrum listrik tegangan tinggi, ancaman "tamparan otomatis" pun tak kalah hebatnya. Terjatuh dari kereta saat sedang melaju dan meninggal dunia adalah hal sangat mungkin terjadi.
Mungkin sebaiknya pemerintah lebih memikirkan keselamatan orang-orang pengguna jasa angkutan ini dan mencari solusi alternatif yang jelas lebih manusiawi ketimbang penggunaan alat ini. Bukankah win-win solution adalah sesuatu yang kita semua cari?
sumber: inspirasi tiba-tiba diri saya
No comments:
Post a Comment