Kematian Steve Jobs, mungkin setara dengan kematian Kurt Cobain, Jim Morrison, Elvis Presley bahkan Michael Jackson. Hanya saja Steve Jobs tidak meninggalkan kontroversi. Tidak seperti yang terjadi pada kematian selebritis yang selalu mendominasi berbagai media. Sejak terkena kanker pankreas tahun 2004, Steve Jobs divonis oleh dokternya bahwa dia hanya akan bertahan hidup dalam beberapa bulan, bahkan hitungan hari. Tetapi Steve Jobs tidak menyerah, dia terus berjuang melawan penyakitnya. Kematiannya pada 5 Oktober 2011 lalu seakan mengisyaratkan Steve sudah menyerah pada penyakitnya. Menurut saya, Steve tidak menyerah, mungkin dia hanya merasa sudah “cukup”. Steve Jobs sudah meninggalkan banyak sekali pesan dan (dalam) karya(nya). Tidak perlu diceritakan disini, apa karya yang telah dia buat. Justru yang menarik perhatian saya adalah tulisan Eric Johnson di Forbes, tentang “10 Pelajaran Hidup dari Steve Jobs”. Saya membacanya dan mencernanya. Pada tulisan berikutnya adalah penggabungan dari tulisan Eric Johnson yang saya komentari beberapa. Tentunya saya masukan beberapa pendapat saya berdasarkan daftar yang Eric Johnson buat di Forbes. Sangat disarankan untuk membaca artikel aslinya, karena pemahaman dalam penerjemahan bisa saja berbeda. Berikut adalah list-nya :
1. Inovasi terbaik adalah menggabungkan seni dan teknologi : ini adalah ciri khas Apple. Perangkat ini sangat menyenangkan untuk dipakai, seperti yang dijanjikan oleh Steve Jobs. Bahkan pada peluncuran iPad, Steve mengatakan bahwa tombol-tombol di perangkat Ipad ini sangat “menggiurkan” sampai Anda ingin “menjilatnya” (seperti es krim). Inilah yang membedakan antara Apple dengan perusahaan lainnya. Di tim-nya, banyak tergabung pakar-pakar dibidang yang sama sekali berbeda – seperti bidang Antropologi, seni, sejarah dan puisi. Mereka adalah faktor-faktor penting bagaimana sampai Apple bisa mencapai tahap seperti sekarang. Mereka memberi jiwa untuk Apple. Konsep ini sangat sulit untuk dipahami oleh ahli komputer dan engineer, untuk itu, mereka memerlukan pemimpin yang visioner demi melihat pentingnya hal yang seperti ini.
2. “Untuk menciptakan masa depan, Anda tidak dapat melakukannya melalui diskusi kelompok” : untuk ide ini, Steve Jobs berpendapat keinginan konsumen itu tidak penting. Karena pada dasarnya konsumen tidak tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan. Terutama untuk produk-produk yang benar-benar baru. Hal ini-lah yang mendasari Apple mengeluarkan iPad-nya. Komputer tablet ini saat peluncuran perdana banyak yang meragukan keberhasilannya. Tetapi pada saat iPad diluncurkan, produk tersebut menjadi produk tersukses dalam sejarah Apple. Ide seperti ini memang sangat revolusioner dan dapat diperdebatkan. Tetapi untuk mereka yang bekerja di industri jasa dan produk-produk tertentu, Anda harus benar-benar mendengarkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.
3. Jangan takut gagal : “there’s nothing like your impending death to focus the mind”- Samuel Johnson. Steve Jobs dipecat oleh penerusnya yang dia pilih sendiri. Bagaimana mungkin seorang pendiri perusahaan dipecat oleh seseorang yang dipilihnya sendiri. Benar-benar suatu hal yang memalukan dalam suatu bisnis yang berkembang selama 30 tahun belakangan ini. Setelah sempat menganggur selama beberapa bulan, Steve Jobs bangkit dan memulai usaha barunya, yang bernama NeXT dan kemudian membangun satu lagi yang bernama Pixar. Kemudian Apple membeli NeXT dan Steve Jobs kembali menjadi karyawan Apple. Perusahaan yang dulu dia dirikan. Intinya adalah dia bangkit dan terus menjalani hasratnya (passion). Ketika dia divonis menderita kanker dan dokter memvonis umurnya tinggal menghitung hari, ternyata Steve Jobs bisa bertahan hingga delapan tahun kedepan. Kata-kata mutiara Samuel Johnson diatas sangat tepat untuknya.
Berikut petikan pidato Steve jobs di Stanford University 2005 :
6. Berharap “lebih” pada diri sendiri dan orang lain : Mungkin ini adalah ide/konsep yang tidak saya sukai, tetapi saya yakini kebenarannya. Steve Jobs terkenal sebagai “control freaks”, seorang perfeksionis sejati. Dia tidak segan untuk memecat pegawainya yang tidak memberikan sesuatu secara maksimal. Steve Jobs memberikan segalanya – dengan mendengarkan apa yang dia sebut “litlle voice in the back of his head”, secara maksimal. Dia ingin memberikan apa yang terbaik dari dirinya, yang terbaik dari apa yang bisa dia lakukan, dan dia mengharapkan hal yang sama dari tim-nya. Dan dia tetap mempertahankan orang-orang yang bertalenta, karena talenta dapat memberikan “sesuatu”. Steve Jobs percaya akan kesaktian dari orang-orang yang mempunyai talenta. “There’s a saying: if you’re a “B” player, you’ll hire “C” players below you because you don’t want them to look smarter than you. If you’re an “A” player, you’ll hire “A+” players below you, because you want the best result.”
7. Jangan pedulikan siapa yang benar, pedulilah pada keberhasilan : Saat Steve jobs dipecat oleh Apple dalam suatu wawancaranya dia mengatakan : “Don’t care about being right. Care about succeeding”. Steve mengatakan jika kita mempunyai ide yang bagus, dan tidak dapat merealisasikannya tanpa mencuri ide dari orang lain, maka lakukanlah. Curilah ide tersebut. Anda harus benar-benar menyadari realita yang Anda hadapi. Sedikit terdengar oportunis. Tetapi yang saya sadari bahwa, zaman sekarang, tidak ada lagi hal yang benar-benar orisinil. Pada suatu kesempatan, saya pernah mengikuti seminar Yoris Sebastian di Akademi Berbagi bulan Juli lalu. Pada presentasinya, Yoris mengatakan kita perlu melakukan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Konsep yang sama itu pernah juga saya dengar sebelumnya dari Budiono Darsono – pendiri detik.com ; saat dia berbicara di Bandung. Apa yang dimaksud oleh Steve Jobs dalam hal ini adalah ATM tersebut. Pesan lain yang saya dapat adalah, dari kata-kata Steve Jobs tersebut adalah, saat bekerja dalam tim, janganlah kita berkutat pada siapa yang benar dan siapa yang salah, atau sisapa yang paling berjasa. There’s no I in team. Fokuslah pada tujuan tim kita, bekerja keras, dan kita akan menuai hasilnya.
8. Carilah orang-orang yang berbakat dan bekerja sama dengan mereka : Tim yang baik adalah tim yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai talenta yang baik pula. Steve jobs melakukan hal ini. Banyak orang-orang yang bertalenta disekitar Steve, seperti Phil Schiller, Jony Ive, Peter Oppenheimer, Tim Cook, dan Ron Johnson. Terkadang talenta mereka tidak sepadan dengan apa yang mereka semestinya dapatkan (dalam hal publikasi dan pengakuan akan ide mereka). Buktinya adalah, saat Steve Jobs mengundurkan diri, Apple tetap kuat. Ini adalah hasil dari kerja tim yang baik.
9. “Stay Hungry, Stay Foolish”: ini adalah kata-kata terkenal dari Steve Jobs saat berpidato di Stanford University pada tahun 2005. Dia mengutip kata-kata ini dari sebuah buku yang di halaman belakangnya terdapat suatu foto jalanan di pedasaan yang sepi dan disertai dengan kata-kata “Stay Hungry, Stay Foolish”. Pada pidatonya, Steve mengulangi kalimat tersebut berkali-kali. Seakan-akan menekankan bahwa setiap orang harus tetap berpijak pada bumi dan jangan pernah berpuas diri. Berikut petikan pidatonya :
source : http://www.urbansosial.com/sepuluh-hal-yang-diwariskan-steve-jobs-untuk-manusia.html
1. Inovasi terbaik adalah menggabungkan seni dan teknologi : ini adalah ciri khas Apple. Perangkat ini sangat menyenangkan untuk dipakai, seperti yang dijanjikan oleh Steve Jobs. Bahkan pada peluncuran iPad, Steve mengatakan bahwa tombol-tombol di perangkat Ipad ini sangat “menggiurkan” sampai Anda ingin “menjilatnya” (seperti es krim). Inilah yang membedakan antara Apple dengan perusahaan lainnya. Di tim-nya, banyak tergabung pakar-pakar dibidang yang sama sekali berbeda – seperti bidang Antropologi, seni, sejarah dan puisi. Mereka adalah faktor-faktor penting bagaimana sampai Apple bisa mencapai tahap seperti sekarang. Mereka memberi jiwa untuk Apple. Konsep ini sangat sulit untuk dipahami oleh ahli komputer dan engineer, untuk itu, mereka memerlukan pemimpin yang visioner demi melihat pentingnya hal yang seperti ini.
2. “Untuk menciptakan masa depan, Anda tidak dapat melakukannya melalui diskusi kelompok” : untuk ide ini, Steve Jobs berpendapat keinginan konsumen itu tidak penting. Karena pada dasarnya konsumen tidak tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan. Terutama untuk produk-produk yang benar-benar baru. Hal ini-lah yang mendasari Apple mengeluarkan iPad-nya. Komputer tablet ini saat peluncuran perdana banyak yang meragukan keberhasilannya. Tetapi pada saat iPad diluncurkan, produk tersebut menjadi produk tersukses dalam sejarah Apple. Ide seperti ini memang sangat revolusioner dan dapat diperdebatkan. Tetapi untuk mereka yang bekerja di industri jasa dan produk-produk tertentu, Anda harus benar-benar mendengarkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.
3. Jangan takut gagal : “there’s nothing like your impending death to focus the mind”- Samuel Johnson. Steve Jobs dipecat oleh penerusnya yang dia pilih sendiri. Bagaimana mungkin seorang pendiri perusahaan dipecat oleh seseorang yang dipilihnya sendiri. Benar-benar suatu hal yang memalukan dalam suatu bisnis yang berkembang selama 30 tahun belakangan ini. Setelah sempat menganggur selama beberapa bulan, Steve Jobs bangkit dan memulai usaha barunya, yang bernama NeXT dan kemudian membangun satu lagi yang bernama Pixar. Kemudian Apple membeli NeXT dan Steve Jobs kembali menjadi karyawan Apple. Perusahaan yang dulu dia dirikan. Intinya adalah dia bangkit dan terus menjalani hasratnya (passion). Ketika dia divonis menderita kanker dan dokter memvonis umurnya tinggal menghitung hari, ternyata Steve Jobs bisa bertahan hingga delapan tahun kedepan. Kata-kata mutiara Samuel Johnson diatas sangat tepat untuknya.
Berikut petikan pidato Steve jobs di Stanford University 2005 :
“No one wants to die. Even people who want to go to heaven don’t want to die to get there. And yet death is the destination we all share. No one has ever escaped it. And that is as it should be, because Death is very likely the single best invention of Life. It is Life’s change agent. It clears out the old to make way for the new. Right now the new is you, but someday not too long from now, you will gradually become the old and be cleared away. Sorry to be so dramatic, but it is quite true.”4. “You can’t connect the dots forward – only backward” : Masa depan adalah misteri. Bahkan seorang peramal pun tidak bisa memastikan masa depan. Ide dari “connect the dots” ini adalah sebaik-baiknya kita merencanakan sesuatu untuk masa depan, selalu ada sesuatu yang tidak terduga di dalam kehidupan ini. Terkadang apa yang kita lakukan selama bertahun-tahun seakan tidak berguna. Anda tidak akan mengerti apa yang dikatakan orang “membuang waktu” terhadap apa yang Anda kerjakan saat ini dengan fokus dan penuh hasrat. Sampai suatu hari nanti Anda akan menuai hasilnya, entah kapan, entah Anda dapat menikmatinya atau tidak. Ingat Vincent Van Gogh – pelukis yang baru terkenal dan kaya raya setelah kematiannya. Saya mengatakan hal seperti ini adalah ide pesimis-optimistis. Si pesimis yang optimis ini adalah si penabur benih yang berharap akan menuai panennya di musim yang akan datang. Apa yang dilakukan dengan sepenuh hati saat ini, pasti akan ada hubungan di masa depan. Yang penting Anda harus “percaya” akan/terhadap sesuatu.
“Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma — which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.”
“Again, you can’t connect the dots looking forward; you can only connect them looking backwards. So you have to trust that the dots will somehow connect in your future. You have to trust in something — your gut, destiny, life, karma, whatever. This approach has never let me down, and it has made all the difference in my life.” Steve Jobs – Stanford University 20055. Dengarkan hati nurani Anda, apakah Anda sudah yakin akan jalan yang anda pilih : poin ini sebenarnya berjudul “Listen to that voice in the back of your head that tells you if you’re on the right track or not –“ . Sejujurnya saya tidak mengerti konsep “voices in the back of your head”. Tapi untuk ide yang satu ini saya menyimpulkan bahwa kita harus menghindari otomatisasi. Terkadang kita dengan mudah memilih satu profesi/ jalan yang kita mengira bahwa itu yang memang kita inginkan. Terkadang secara sadar atau tidak sadar kita terpengaruhi dalam membuat suatu keputusan mengenai jalan yang akan kita tempuh. Dan karena kita secara tidak sadar terpengaruhi, maka secara tidak sadar pula kita melakukan secara otomatis (automatic pilot). Intinya adalah hasrat yang ada pada diri kita. Setelah saya membaca ide ini, saya jadi teringat konsep “Your Job is not Your Carrier”-nya Rene CC. Kita harus memulai dan mencari apa passion kita sebenarnya. Berbahagialah bagi yang sudah menemukan bahkan sudah memulai passionnya yang didapat dengan mendengarkan hati nuraninya.
6. Berharap “lebih” pada diri sendiri dan orang lain : Mungkin ini adalah ide/konsep yang tidak saya sukai, tetapi saya yakini kebenarannya. Steve Jobs terkenal sebagai “control freaks”, seorang perfeksionis sejati. Dia tidak segan untuk memecat pegawainya yang tidak memberikan sesuatu secara maksimal. Steve Jobs memberikan segalanya – dengan mendengarkan apa yang dia sebut “litlle voice in the back of his head”, secara maksimal. Dia ingin memberikan apa yang terbaik dari dirinya, yang terbaik dari apa yang bisa dia lakukan, dan dia mengharapkan hal yang sama dari tim-nya. Dan dia tetap mempertahankan orang-orang yang bertalenta, karena talenta dapat memberikan “sesuatu”. Steve Jobs percaya akan kesaktian dari orang-orang yang mempunyai talenta. “There’s a saying: if you’re a “B” player, you’ll hire “C” players below you because you don’t want them to look smarter than you. If you’re an “A” player, you’ll hire “A+” players below you, because you want the best result.”
7. Jangan pedulikan siapa yang benar, pedulilah pada keberhasilan : Saat Steve jobs dipecat oleh Apple dalam suatu wawancaranya dia mengatakan : “Don’t care about being right. Care about succeeding”. Steve mengatakan jika kita mempunyai ide yang bagus, dan tidak dapat merealisasikannya tanpa mencuri ide dari orang lain, maka lakukanlah. Curilah ide tersebut. Anda harus benar-benar menyadari realita yang Anda hadapi. Sedikit terdengar oportunis. Tetapi yang saya sadari bahwa, zaman sekarang, tidak ada lagi hal yang benar-benar orisinil. Pada suatu kesempatan, saya pernah mengikuti seminar Yoris Sebastian di Akademi Berbagi bulan Juli lalu. Pada presentasinya, Yoris mengatakan kita perlu melakukan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Konsep yang sama itu pernah juga saya dengar sebelumnya dari Budiono Darsono – pendiri detik.com ; saat dia berbicara di Bandung. Apa yang dimaksud oleh Steve Jobs dalam hal ini adalah ATM tersebut. Pesan lain yang saya dapat adalah, dari kata-kata Steve Jobs tersebut adalah, saat bekerja dalam tim, janganlah kita berkutat pada siapa yang benar dan siapa yang salah, atau sisapa yang paling berjasa. There’s no I in team. Fokuslah pada tujuan tim kita, bekerja keras, dan kita akan menuai hasilnya.
8. Carilah orang-orang yang berbakat dan bekerja sama dengan mereka : Tim yang baik adalah tim yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai talenta yang baik pula. Steve jobs melakukan hal ini. Banyak orang-orang yang bertalenta disekitar Steve, seperti Phil Schiller, Jony Ive, Peter Oppenheimer, Tim Cook, dan Ron Johnson. Terkadang talenta mereka tidak sepadan dengan apa yang mereka semestinya dapatkan (dalam hal publikasi dan pengakuan akan ide mereka). Buktinya adalah, saat Steve Jobs mengundurkan diri, Apple tetap kuat. Ini adalah hasil dari kerja tim yang baik.
9. “Stay Hungry, Stay Foolish”: ini adalah kata-kata terkenal dari Steve Jobs saat berpidato di Stanford University pada tahun 2005. Dia mengutip kata-kata ini dari sebuah buku yang di halaman belakangnya terdapat suatu foto jalanan di pedasaan yang sepi dan disertai dengan kata-kata “Stay Hungry, Stay Foolish”. Pada pidatonya, Steve mengulangi kalimat tersebut berkali-kali. Seakan-akan menekankan bahwa setiap orang harus tetap berpijak pada bumi dan jangan pernah berpuas diri. Berikut petikan pidatonya :
“When I was young, there was an amazing publication called The Whole Earth Catalog, which was one of the bibles of my generation. It was created by a fellow named Stewart Brand not far from here in Menlo Park, and he brought it to life with his poetic touch. This was in the late 1960′s, before personal computers and desktop publishing, so it was all made with typewriters, scissors, and polaroid cameras. It was sort of like Google in paperback form, 35 years before Google came along: it was idealistic, and overflowing with neat tools and great notions.”10. Dengan kerja keras, kebulatan tekad dan visi yang jelas ; tidak ada yang tidak mungkin : Steve Jobs adalah manusia biasa. Seperti kita semua. Dia seorang ayah, suami, teman, seperti kita semua. Yang patut kita lakukan adalah mempelajari apa yang sudah dia lakukan, dan melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Steve Jobs kembali ke Apple pada tahun 1990 pada saat perusahaan itu akan bangkrut. Dan sekarang kita mengetahui bahwa Applea dalah salah satu perusahaan terbesar yang ada di bumi ini.
“Stewart and his team put out several issues of The Whole Earth Catalog, and then when it had run its course, they put out a final issue. It was the mid-1970s, and I was your age. On the back cover of their final issue was a photograph of an early morning country road, the kind you might find yourself hitchhiking on if you were so adventurous. Beneath it were the words: “Stay Hungry. Stay Foolish.” It was their farewell message as they signed off. Stay Hungry. Stay Foolish. And I have always wished that for myself. And now, as you graduate to begin anew, I wish that for you.” – Steve Jobs ; Stanford University 2005
source : http://www.urbansosial.com/sepuluh-hal-yang-diwariskan-steve-jobs-untuk-manusia.html
No comments:
Post a Comment