Terlepas dari segala isu, propaganda serta kontroversi dunia barat kepada dirinya sejak lama, namun lagi-lagi Ahmadinejad tetap tak gentar. Dengan lantang ia berani mengambil tindakan, bukan cuma duduk diam dan jadi bahan olok-olokan. Dengan perbuatan ia menyatakan sikap, dan kepada rakyat ia berpihak. Itulah yang membuat rakyat Iran begitu mencintainya.
Pernah suatu ketika Mahmoud Ahmadinejad diwawancarai oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya:
Itulah sosok Ahmadinejad, begitu bersahaja sehingga tanggung jawab yang diberikan rakyat Iran kepadanya adalah sebuah amanat penting dari sebuah bangsa yang mesti ia pikul dan memposisikan dirinya sebagai pelayan atas rakyatnya."Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"Jawabnya : "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya."Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."
Saya memang bukanlah salah seorang pengikut apalagi penggilanya, namun kekaguman saya atas dirinya pun bukan datang dengan sendirinya seperti sebuah pagi yang pasti menyambut matahari, namun kekaguman saya adalah datang karena "pergunjingan" atas dirinya. Lalu saya pun mencoba untuk mencari beberapa literatur tentang dirinya. Pertanyaan terbesar dalam benak saya adalah, " Mengapa ia begitu dicintai namun sekaligus begitu dibenci oleh dunia?". Dan pertanyaan saya kini terjawab sudah.
Inilah sosok Ahmadinejad sang Presiden Iran yang katanya begitu ditakuti oleh dunia barat. Foto ini memperlihatkan ia tengah tertidur pulas diatas selembar karpet merah. Karpet yang tak beda dengan karpet yang biasa kita miliki diruang tamu. Sambil berselimut alakadarnya dan sebuah bantal sebagai ganjal kepala.
Dimanakah kita bisa menemukan sosok seorang Presiden yang seperti ini?
Ahmedinejad adalah presiden Iran yang menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat berharga kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa. Ia berpendapat jika karpet murah lebih mudah dibersihkan.
Ia adalah orang yang menutup ruangan VIP khusus untuk tamu, dan menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 buah kursi kayu, meskipun terlihat sederhana tapi tetap diatur agar tetap terlihat impresif. Dan dibanyak kesempatan ia terlihat tengah bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
Di bawah kepemimpinannya, ia meminta menteri-menterinya untuk datang dan menerima sebuah dokumen yang berisi arahan untuk tetap hidup sederhana karena rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan selalu diawasi, sehingga pada saat menteri-menteri tersebut berakhir masa jabatannya maka dapat meninggalkan kantor dengan kepala tegak.
Dan ini adalah salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Ahmadinejad yang ia umumkan didepan publik saat ia baru menjabat sebagai seorang presiden. Sebuah mobil butut Peugeot 504 keluaran tahun 1977 ditambah sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran.
Apakah hanya itu saja?. Tidak, kekayaan Ahmadinejad lainnya adalah berupa saldo minimun dari gaji bulanan yaitu sebesar USD$250 ( Rp.2,5 juta). Itu adalah satu-satunya uang pemasukan bagi dirinya, yaitu gaji sebagai dosen disebuah universitas di Iran.
Ia tak mengambil gajinya sebagai presiden, karena Ahmadinejad berpendapat bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
Hari-harinya pun tak serta-merta dihabiskan di istana, tapi ia tinggal dirumahnya yang sangat sederhana, diluar pagar istana. Sangat diluar dugaan jika sebuah negara penghasil minyak bagi dunia seperti Iran memiliki presiden yang teramat sangat jauh dari kesan mewah.
Dimanakah kita bisa menemukan sosok seorang Presiden yang seperti ini?
Menuju "ruang makan" kepresidenan. Sarapan pagi adalah merupakan salah satu rutinitas Ahmadinejad, namun jangan berharap menemukan perangkat makan yang terbuat dari perak yang mahal, karna apa yang anda lihat adalah "ruang makan" presiden Iran. Terlihat bahwa Ahmadinejad sedang menikmati sarapan roti keju yang setiap pagi dibuatkan oleh istrinya yang kemudian ia bawa ke kantor dengan menggunakan koper. Ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, tak seperti Amerika yang memiliki AirForce 1 yang difasilitasi dengan perangkat tercanggih di planet ini, justru Ahmadinejad mengubahnya menjadi pesawat kargo berfasilitas minim tak beda dengan kelas ekonomi agar dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya.
Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Presiden Iran tersebut bahkan kerap tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawalnya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto-foto yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk juga Amerika.
Foto ini memperlihatkan sosok Ahmadinejad yang sedang melakukan sholat berjamaah di sebuah masjid di Iran. Sepanjang sholat anda jangan berharap menemukan ia dibarisan depan, karena ia bukanlah orang yang gemar "menunjukan diri" saat tengah beribadah. Anda akan menemukannya di beberapa shaf/baris dibelakang.
Dan yang terakhir adalah foto-foto Ahmadinejad manakala bertamu ke "Rumah Tuhan".
Ahmadinejad, seorang pemimpin Iran yang terkenal dengan kesederhanaannya. Meskipun ia mendapat undangan dari Raja Abdullah, Raja Saudi, namun ia dengan rendah hati menolaknya. Ia lebih memilih naik haji dengan mobil biasa, yang lebih menakjubkan yaitu dengan mobil bak terbuka (pick-up). Ini bukanlah sekedar cari-cari sensasi untuk mendapatkan simpati publik karena jelas ini bukanlah kali pertama penolakan yang pernah dilakukan oleh pemimpin Iran ini. Penolakan-penolakan fasilitas kenegaraan pun pernah di tolaknya. Hal yang sangat langka yang bisa ditemukan dari seorang pemimpin.
Lengkap sudah catatan saya mengenai Ahmadinejad, sekarang saya harus kembali ke negeri sendiri dan berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa ditempat dimana saya dilahirkan, figur yang seperti ini hanyalah sebuah dongeng untuk pengantar tidur. Mungkin banyak orang seperti ini disana, tapi tidak disini, di negeri ini..
No comments:
Post a Comment