Dengan memadukan tekanan tinggi dan temperatur tinggi, sejumlah ilmuwan di Lawrence Livermore National Laboratory/DOE di California, Amerika Serikat, menciptakan berlian aerogel nanocyrstalline, yang dapat memperbaiki optik untuk teleskop hingga lensa pada kacamata.
Aerogel adalah sekelompok material yang memperlihatkan densitas terendah, konduktivitas termal, indeks refraktif, dan kecepatan suara setiap benda solid.
Penggunaan material ini amat luas dan serbaguna karena digunakan dalam alat pemurni air untuk desalinasi air laut hingga sebagai pengumpul partikel meteorit pada satelit NASA.
Dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, tim Livermore melaporkan bahwa mereka membuat sebuah berlian aerogel dari sebuah precursor aerogel standar berbasis karbon menggunakan sel anvil berlian yang dipanaskan dengan laser.
Sel anvil berlian itu terdiri atas dua berlian berlawanan dengan sampel yang diapit di antara keduanya. Sel tersebut dapat memampatkan sepotong kecil material dengan tekanan yang sangat tinggi, hingga 3 juta atmosfer.
Alat itu telah digunakan untuk meniru tekanan di dalam planet, menciptakan material dan fase yang tidak terpantau dalam kondisi normal. Sifat berlian yang transparan membuat sinar laser intens dapat difokuskan pada sampel untuk memanaskannya secara simultan hingga ribuan derajat Fahrenheit.
Berlian bentuk baru ini mempunyai densitas yang amat rendah, sekitar 40 miligram per sentimeter kubik, atau hanya 40 kali lipat lebih padat daripada udara.
Dalam menciptakan berlian aergoel, Peter Pauzauskie, mantan peneliti Lawrence yang kini bekerja di University of Washington, menginfus pori-pori aerogel standar dengan neon. Tim ilmuwan memberinya tekanan di atas 200 ribu atmosfer dan suhu 2.240 derajat Fahrenheit, memaksa atom karbon mengubah susunan dan menciptakan berlian crystalline.
Berlian aerogel dapat diaplikasikan pada bahan pelapis antirefleksi, sejenis pelapis optik yang dipasang pada permukaan lensa dan peralatan optik lain untuk mengurangi refleksi dan meningkatkan efisiensi sistem. Berlian itu juga bisa dipakai pada teleskop, binokuler, kacamata, atau peralatan lain yang membutuhkan sistem pengurangan refleksi. “Material ini juga berpotensi untuk memperkuat atau modifikasi biokompatibilitas, pelitur kimia, konduksi termal, dan emisi medan listrik,” kata tim itu.
tempointeraktif
No comments:
Post a Comment