Di usianya yang sudah menginjak tahun ke-6 di dunia Internet, tampaknya Facebook masih menjadi situs pertemanan terfavorit di Indonesia. Jumlah pengguna situs ini di Indonesia termasuk 10 besar di dunia dengan pertumbuhan yang cukup mencengangkan.
Apa yang membuatnya begitu diminati oleh masyarakat kita? Facebook selain bisa menjadi sarana untuk memperluas dan menjaga networking, juga bisa jadi ‘pembunuh’ waktu yang menyenangkan.
Mengupdate status, mengecek profile teman, membaca pesan dan komen di wall hingga memainkan berbagai aplikasi dan games bisa membius pemakainya hingga berjam-jam. Tidak heran bila sebuah penelitian di USA menyebutkan bahwa rata-rata sehari seorang karyawan bisa menghabiskan waktu hingga dua jam untuk berselancar di situs ini.
Namun pernahkah Anda membayangkan situasi ini. Atasan atau boss Anda ternyata mengundang Anda untuk jadi temannya. Apakah Anda akan langsung mengklik tombol ignore atau menerima boss jadi teman Anda di Facebook ? Sebelum Anda meng-klik apapun, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan.
Bagaimana hubungan Anda dengan sang atasan? Apakah selama ini hubungan tersebut selalu formal dan berjarak selayaknya seorang professional? Atau apakah Anda memang memiliki hubungan yang cukup erat dengan boss Anda? Jika ternyata hubungan Anda dengan boss hanya terbatas pada masalah pekerjaan belaka, apakah Anda akan tetap nyaman bekerja bila nanti hubungan tersebut berubah?
Apa fungsi akun Facebook buat Anda? Jika akun ini adalah tempat Anda dengan bebas berceloteh tentang apa saja, seperti kehidupan pribadi atau pekerjaan, maka kemungkinan besar ada konten Facebook yang sebaiknya tidak diketahui oleh boss. Mungkin saja Anda pernah menuliskan status betapa bencinya Anda dengan pekerjaan Anda, atau menceritakan bad day at work yang disebabkan oleh sang boss. Jika Anda menggunakan akun Facebook untuk kepentingan networking, menjalin hubungan professional dengan klien, atau bahkan mencari klien potensial baru, maka tidak ada salahnya menjadikan boss sebagai salah satu teman Anda.
Bagaimana dengan ‘dosa digital’ Anda? Pernahkah Anda memasang foto ‘tidak senonoh’, mengunggah video gila Anda, atau hal provokatif lainnya yang hanya pantas dilihat oleh Anda pribadi? Jika pernah, yakinkah bahwa Anda ingin sang boss melihat sisi lain dari Anda? Seprofesional apapun boss Anda, sedikit banyak hal ini akan mempengaruhi penilaiannya terhadap Anda sebagai karyawan. Jika Anda ingin menerima boss sebagai teman di akun FB Anda, relakah Anda untuk menghapus semua unsavory online content di sana?
Apakah ada peraturan perusahaan yang mengatur tentang aktifitas online karyawannya? Jika ada, apakah Anda benar-benar tahu tentang kewajiban dan hak karyawan serta sanksi yang bisa diterapkan jika terjadi pelanggaran? Jika seandainya Anda menerima boss menjadi salah satu teman Anda, adakah kemungkinan bahwa perusahaan akan menerapkan peraturan tersebut karena manajemen –dalam hal ini diwakili oleh boss Anda- sudah bisa memantau aktifitas online Anda?
Bagaimana hubungan Anda dengan sang atasan? Apakah selama ini hubungan tersebut selalu formal dan berjarak selayaknya seorang professional? Atau apakah Anda memang memiliki hubungan yang cukup erat dengan boss Anda? Jika ternyata hubungan Anda dengan boss hanya terbatas pada masalah pekerjaan belaka, apakah Anda akan tetap nyaman bekerja bila nanti hubungan tersebut berubah?
Apa fungsi akun Facebook buat Anda? Jika akun ini adalah tempat Anda dengan bebas berceloteh tentang apa saja, seperti kehidupan pribadi atau pekerjaan, maka kemungkinan besar ada konten Facebook yang sebaiknya tidak diketahui oleh boss. Mungkin saja Anda pernah menuliskan status betapa bencinya Anda dengan pekerjaan Anda, atau menceritakan bad day at work yang disebabkan oleh sang boss. Jika Anda menggunakan akun Facebook untuk kepentingan networking, menjalin hubungan professional dengan klien, atau bahkan mencari klien potensial baru, maka tidak ada salahnya menjadikan boss sebagai salah satu teman Anda.
Bagaimana dengan ‘dosa digital’ Anda? Pernahkah Anda memasang foto ‘tidak senonoh’, mengunggah video gila Anda, atau hal provokatif lainnya yang hanya pantas dilihat oleh Anda pribadi? Jika pernah, yakinkah bahwa Anda ingin sang boss melihat sisi lain dari Anda? Seprofesional apapun boss Anda, sedikit banyak hal ini akan mempengaruhi penilaiannya terhadap Anda sebagai karyawan. Jika Anda ingin menerima boss sebagai teman di akun FB Anda, relakah Anda untuk menghapus semua unsavory online content di sana?
Apakah ada peraturan perusahaan yang mengatur tentang aktifitas online karyawannya? Jika ada, apakah Anda benar-benar tahu tentang kewajiban dan hak karyawan serta sanksi yang bisa diterapkan jika terjadi pelanggaran? Jika seandainya Anda menerima boss menjadi salah satu teman Anda, adakah kemungkinan bahwa perusahaan akan menerapkan peraturan tersebut karena manajemen –dalam hal ini diwakili oleh boss Anda- sudah bisa memantau aktifitas online Anda?
Akan tetapi menolak tawaran boss Anda untuk menjadi teman rasanya terlalu rude dan tidak sopan. Terlebih lagi jika hampir semua rekan kerja Anda juga teman si boss di akun FB pribadinya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sementara Anda juga ingin tetap menjaga privacy dan memisahkan antara kehidupan kantor dan pribadi, berikut hal-hal yang bisa jadi guide Anda.
- Facebook memiliki fitur yang bisa mengatur siapa yang bisa melihat profile, foto bahkan wall dan status Anda. Hubungan professional bisa Anda jaga dengan atasan asalkan Anda teliti dan meluangkan waktu untuk mengatur viewer setiap material yang Anda unggah ke FB.
- Pikirkan tentang boss masa depan. Akibat konten Facebook Anda tidak hanya berdampak terhadap boss Anda sekarang, tapi juga terhadap karir Anda di masa yang akan datang. Bukan tidak mungkin Anda akan pindah kerja dan calon atasan Anda ingin melihat profil Anda di FB. Pastikan tidak semua bagian profil pribadi Anda bisa dilihat orang.
- Tidak ada salahnya menerapkan censorship yang sama terhadap rekan kerja. Terlebih lagi rekan kerja yang Anda tidak kenal benar secara pribadi. Bila salah satu rekan kerja Anda bisa melihat semua konten FB Anda, bukan tidak mungkin hal tersebut akan beredar di kantor, bahkan sampai manajemen. Tidak semua hal dalam kehidupan Anda pantas untuk diketahui publik dan kadangkala lebih aman untuk menjalin hubungan seprofesional mungkin dengan mereka.
Bersosialisasi lewat situs pertemanan memang menyenangkan. Banyak hal positif yang bisa didapatkan seperti menjalin hubungan silaturahmi dengan teman lama, mengembangkan jejaring bahkan mendapatkan klien potensial. Tetapi ingatlah untuk tetap menerapkan self censorship terhadap setiap hal-hal pribadi yang Anda share di Internet. Sebelum menuliskan status apapun, mengunggah foto atau video atau berkomentar di wall orang lain, pertimbangkan dampaknya nanti di masa depan bagi kelangsungan karier Anda, terutama jika Anda sudah bersedia membuka akses rekan kantor dan boss ke akun FB Anda.
source : jobsdb
No comments:
Post a Comment