Setelah Indonesia bangga dengan komodonya, mungkin ada 1 hal sekarang yg kita lewatkan. Entah apa yg ada di pikiran pemerintah mengenai species 1 ini "Sumatran Tiger". Hanya bisa ditemukan exclusive di Sumatra - Indonesia. Dan sayangnya manusia seperti biasanya selalu menang (dalam hal ini manusia pun bisa menaklukan paus demi minyak-nya) dan manusia merupakan species paling destructive.
Bicara soal kita orang Indonesia, beberapa dari kita peduli dengan lingkungan, tapi saya sering melihat bbrp dari kita, bahkan sebagian besar tidak peduli sama sekali, termasuk pemerintahan Indonesia.
Hasil riset dan tagging menunjukan kurang dari 400 ekor yang tersisa dari Sumatran Tiger yang berada di alam liar. Jumlah yang sangat sedikit dan perburuan liar masih terus berlangsung. Expansi manusia beserta pemerintahan Indonesia untuk bisnis dan lahan baru, merusak habitat mereka yang memaksa untuk pindah ke bagian pedalaman, yang mungkin susah akan sumber makanan.
Perlu di-ingat bawah Sumatran Tiger masih liar dan berburu seperti macan liar pada umumnya, bergantung kepada food chain yang berada di alam liar. Pengrusakan habitat oleh manusia merupakan salah satu hilangnya sumber makanan mereka, dan juga rantai makanan yg saling mendukung kehidupan alam liar di Sumatra.
Indonesia telah menyaksikan "EXTINCTION" dari 2 species kawan mereka, Java Tiger dan Bali Tiger (mikir2 sering liat di jawa ada burung aneh 1 aja yang mau nangkepnya 10 orang ), GMANA ini macan ga punaaahh.
Google untuk informasi ttg java dan bali tiger sendiri ya.
Dari Website WWF
"Tigers were also once widespread on Bali and Java; however these two subspecies were exterminated in the 20th century. The last observation in Bali dates back to the late 1930s, and the Javan tiger was recorded for the last time during a survey in 1976. There have been no confirmed records since and declared extinct.
Accelerating deforestation and rampant poaching across the Sumatran tiger's range mean that unless authorities enforce the law, the Sumatran tiger will shortly follow the fate of its Javan and Balinese relatives."
sumber
No comments:
Post a Comment